Kisah kelam yang terjadi dalam perjalanan hidup salah seorang Ummahatul Mukminin ‘Aisyah . Tuduhan melakukan perbuatan zina pernah diarahkan ke beliau , padahal beliau putri seorang Sahabat yang mendapat gelar ash-shiddiq juga istri tercinta baginda Rasulullah ﷺ . Tuduhan yang teramat keji. Meski tuduhan ini sangat nyata kedustaannya, namun ada sebagian kaum Muslimin yang terpengaruh dengan berita bohong ini.
Kaum munafik, dengan Abdullah bin ubay Ibnu Salul sebagai tokohnya menjadi actor utama pemunculan dan penyebaran tududah keji ini. Niat busuk untuk menghancurkan Islam dengan menjatuhkan wibawa para tokohnya, termasuk Rasulullah ﷺ dan keluarganya. Namun keinginan buruk mereka tidak sejalan dengan kehendak Allâh. Akhirnya kegagalan menjadi bagian mereka yang tidak terelakkan.
Allâh menurunkan ayat-ayat-Nya guna menjelaskan hakikat peristiwa ini. Jati diri pelakunya terungkap dan beberapa diantara mereka dihukum had. Sementara nama Ummahaatul Mukminin ‘Aisyah رضي الله عنهما menjadi semakin harum. Bagaimana tidak? Dengan ayat-ayat itu, Allâh menegaskan kesucian beliau , karena berita tuduhan yang tersebar itu adalah berita dusta yang dibuat oleh kaum munafik. Akhirnya pujian terarah kepada beliau ‘Aisyah dan termasuk juga para Ummahatul Mukminin lainnya. Karena dengan sebab peristiwa ini, Allâh menurunkan beberapa ayat yang menjelaskan tentang beberapa hal terkait masalah ini. Perjelasan yang sangat dibutuhkan dan menjadi pegangan bagi umat manusia sampai akhir zaman.
Disamping itu, ‘Aisyah mendapatkan pahala yang agung karena kesabaran beliau رضي الله عنهما dalam menyikapi tuduhan liar dan keji tersebut.
Allâh berfirman :
لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَّكُم ۖ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ
Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. (QS. An-Nûr/24:11)
Kebaikan yang dimaksudkan disini adalah kesudahan dari peristiwa itu yang membuahkan kebaikan dan pahala yang besar bagi mereka terkena tuduhan.
Sementara para pelaku atau yang punya andil dalam penyebaran berita itu mendapatkan balasan setimpal sesuai dengan andil dan peran masing-masing. Allâh berfirman :
لِكُلِّ ٱمْرِئٍ مِّنْهُم مَّا ٱكْتَسَبَ مِنَ ٱلْإِثْمِ ۚ وَٱلَّذِى تَوَلَّىٰ كِبْرَهُۥ مِنْهُمْ لَهُۥ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Tiap-tiap orang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. (QS. An-Nûr/24:11)
Dalam peristiwa ini, sebagai orang yang mengimani al-Qur’an sebagai kalamullah banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil.
Diantaranya, bersikap hati-hati ketika menerima berita yang tidak jelas sumber. Kita harus tatsabbut (mengecek kebenaran) berita itu, sebelum mengambil sikap. Tidak terburu-buru mengambil sikap hanya berdasarkan berita yang tersebar di tengah masyarakat. Jika tidak, maka bersiaplah menerima akibat yang tidak baik atau akan menjadi penyesalan.
Juga tidak mudah menyebarkan suatu berita yang tidak jelas, jika tidak ingin mendapatkan dosa. Karena masing-masing orang akan mendapatkan dosa sesuai andil dan perannya dalam penyebaran berita itu, sebagaimana firman Allâh di atas.
Terlebih jika berita itu terkait kehormatan seorang Muslim atau Muslimah. Allâh berfirman :
لَّوْلَا جَآءُو عَلَيْهِ بِأَرْبَعَةِ شُهَدَآءَ ۚ فَإِذْ لَمْ يَأْتُوا۟ بِٱلشُّهَدَآءِ فَأُو۟لَٰٓئِكَ عِندَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ
Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu?! Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi, maka mereka itulah pada sisi Allâh adalah orang- orang yang dusta. (QS An-Nur :13)
Artinya, orang-orang yang melontarkan tuduhan jahat harus mendatangkan empat orang saksi yang berasal dari orang-orang yang adil dan terpercaya. Jika tidak, ada konsukensi hukumnya di dunia berupa had, sementara di akhirat dia dicap sebagai pendusta disisi Allâh .
Semoga Allâh senantiasa membimbing dan membantu kita dalam menjaga lisan dan memanfaatkannya sebagaimana mestinya.
HUBUNGI AGEN-AGEN TERDEKAT DI KOTA ANDA, INFORMASI KEAGENAN : wa.me/6285290093792