BAHAYA BICARA AGAMA TANPA ILMU

oleh -822 Dilihat
oleh

Agama Islam sudah dijelaskan oleh Allâh di dalam kitab-Nya dan oleh Rasul-Nya dalam Sunnahnya. Semuanya telah jabarkan dengan terperinci, baik dengan lisan, perbuatan maupun dengan taqrirnya. Inilah agama yang Allah ridhai. Oleh karena itu, berbicara masalah agama tanpa ilmu dari Allâh dan Rasul-Nya adalah tindakan yang sangat berbahaya, bagi orang yang melakukannya dan juga bagi orang lain. Berbicara tentang agama hanya berdasarkan akal, perasaan, dugaan, dan perkiraan.

Di antara bahaya berbicara masalah agama tanpa ilmu adalah

Pertama : Perbuatan itu termasuk yang diharamkan oleh Allâh, bahkan sangat diharamkan. 

Allâh  berfirman, yang artinya, “Katakanlah, “Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allâh dengan sesuatu yang Allâh tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allâh apa saja yang tidak kamu ketahui (berbicara tentang Allâh tanpa ilmu)”. (QS. Al-A’raf/7: 33)

Imam Ibnul Qayyim (wafat th. 751 H) menjelaskan tentang ayat di atas, “Allâh mengurutkan perkara-perkara yang diharamkan menjadi empat tingkatan. Allâh memulai dari yang terendah yaitu perbuatan-perbuatan keji; Kemudian Allâh menyebutkan yang kedua, yang lebih besar keharamannya, yaitu dosa dan kezhaliman; Kemudian Allâh menyebutkan yang ketiga, yang lebih besar keharamannya dari dua hal sebelumnya, yaitu menyekutukan Allâh (dosa syirik); Kemudian Allâh menyebutkan yang keempat, yang paling besar keharamannya  dari semua yang telah disebutkan, yaitu berbicara tentang Allâh tanpa ilmu. Yang hal itu meliputi berbicara tentang Allâh tanpa ilmu di dalam nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, dan di dalam  agama-Nya dan syari’at-Nya.” (I’lâmul Muwaqqi’in, 1/38)

Kedua :  Berbicara tentang Allâh tanpa ilmu merupakan salah satu bentuk kedustaan  atas (nama) Allâh dan itu adalah kezhaliman terbesar.

Tatkala orang-orang musyrik mengharamkan sebagian binatang ternak dan menghalalkan sebagian lainnya, maka Allâh membantah mereka dengan firman-Nya, yang artinya,

“Apakah kamu menyaksikan di waktu Allâh menetapkan ini bagimu? Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allâh untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan”. Sesungguhnya Allâh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim. (QS. Al-An’am/6: 144)

Ketiga : Berbicara tentang Allâh tanpa ilmu merupakan sikap mengikuti hawa-nafsu

Imam Ali bin Abil ‘Izzi Al-Hanafi (wafat th. 792 H) berkata, “Barangsiapa berbicara tanpa ilmu, maka sesungguhnya dia hanyalah mengikuti hawa nafsunya, dan Allâh telah berfirman yang artinya:

Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allâh sedikitpun (QS. Al-Qashshash/28:50)”

Keempat : Orang yang berbicara tentang Allâh tanpa ilmu memikul dosa yang sama dengan dosa-dosa orang-orang yang dia sesatkan.

Orang yang berbicara tentang Allâh tanpa ilmu adalah orang sesat dan mengajak kepada kesesatan. Oleh karena itu, dia memikul dosa-dosa yang sama dengan dosa-dosa orang-orang yang telah dia sesatkan. Rasûlullâh ﷺ :

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا

وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ اْلإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

Barangsiapa menyeru kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun.

Dan barangsiapa menyeru kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa sebagaimana dosa-dosa orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi dosa mereka sedikitpun. (HR. Muslim no:2674, dari Abu Hurairah)

Sungguh sangat mengerikan akibat dari berbicara tentang agama tanpa dasar ilmu.

Semoga Allâh menjaga kita semua dari perbuatan berbahaya ini.

 

 

Untuk mendapatkan majalah Edisi 09 yang terbit untuk bulan Rajab 1444H / Pebruari 2023, hubungi pemasaran kami:

Tiyang Abu Zainab di nomor: wa.me/6287836388877

Pembelian online melalui :

https://shopee.co.id/product/320633525/16271693689/

https://www.tokopedia.com/majalahassunnah/majalah-assunnah-tahun-xxvi

https://www.lazada.co.id/products/majalah-assunnah-tahun-xxvi-i7258880157-s13591968989.html?

Tentang Penulis: Redaksi

Majalah As-Sunnah adalah majalah dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang terbit setiap awal bulan, insyaallah. Menyajikan materi – materi ilmiah berdasarkan pemahaman para salafush sholih, dari narasumber dan referensi yang terpercaya. Majalah As-Sunnah, pas dan pantas menjadi media kajian ilmiah keislaman Anda!