Jagalah Dirimu dan Keluargamu dari Api Neraka

oleh -2311 Dilihat
oleh
Jagalah Dirimu dan Keluargamu dari Api Neraka

MUQADDIMAH

Kebaikan keluarga akan berpengaruh kepada kebaikan masyarakat, dan kebaikan masyarakat akan berpengaruh kepada kebaikan negara. Oleh karena itulah agama Islam banyak memberikan perhatian masalah perbaikan keluarga. Di antara perhatian Islam adalah bahwa seorang laki-laki, yang merupakan kepala rumah tangga, harus menjaga diri dan keluarganya dari segala perkara yang akan menghantarkan menuju neraka. Marilah kita perhatian perintah Allâh Yang Maha Kuasa berikut ini :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. at-Tahrîm/66:6)

Tafsir Ayat

Firman Allâh عزوجل :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا

Hai orang-orang yang beriman

Tafsir :

Allâh Maha kasih sayang kepada para hambaNya. Jika Dia memberikan perintah, pasti itu merupakan kebaikan dan bermanfaat, dan jika Dia memberikan larangan, pasti itu merupakan keburukan dan berbahaya. Maka sepantasnya manusia memperhatikan perintah-perintah-Nya.

Abdullah bin Mas’ûd c dan para Ulama Salaf rahimahumullâh berkata, “Jika engkau mendengar Allâh عزوجل berfi rman dalam al-Qur’ân ‘Hai orang-orang yang beriman’, maka perhatikanlah ayat itu dengan telingamu, karena itu merupakan kebaikan yang Dia perintahkan kepadamu, atau keburukan yang Dia melarangmu darinya”. (Tafsir Ibnu Katsir, 1/80)

Firman Allâh عزوجل :

قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا

Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka

 Tafsir :

Kebaikan yang Allâh perintahkan dalam ayat ini, adalah agar kaum Mukminin menjaga diri mereka dan keluarga mereka dari api neraka. Bagaimana caranya?

Abdullâh bin Abbâs رضي الله عنه berkata, “Lakukanlah ketaatan kepada Allâh dan jagalah dirimu dari kemaksiatan-kemaksiatan kepada Allâh, dan perintahkan keluargamu dengan dzikir, niscaya Allâh عزوجل akan menyelamatkanmu dari neraka”.

Mujâhid رحمه الله berkata tentang firman Allâh ‘peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka’, “Bertakwalah kepada Allâh, dan perintahkan keluargamu agar bertakwa kepada Allâh عزوجل ”

Qatâdah رحمه الله berkata, “(Menjaga keluarga dari neraka adalah dengan) memerintahkan mereka untuk bertakwa kepada Allâh dan melarang mereka dari kemaksiatan kepada Allâh عزوجل , dan mengatur mereka dengan perintah Allâh عزوجل , memerintahkan mereka untuk melaksanakan perintah Allâh عزوجل , dan membantu mereka untuk melaksanakan perintah Allâh. Maka jika engkau melihat suatu kemaksiatan yang merupakan larangan Allâh, maka engkau harus menghentikan dan melarang keluarga(mu) dari kemaksiatan itu”. (Lihat semua riwayat di atas dalam Tafsir Ibnu Katsir, surat at-Tahrîm ayat ke-6)

Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari رحمه الله berkata, “Allâh Yang Maha Tinggi sebutannya berfi rman, ‘Wahai orang-orang yang membenarkan Allâh dan RasulNya ‘Peliharalah dirimu!’, yaitu maksudnya, ‘Hendaklah sebagian kamu mengajarkan kepada sebagian yang lain perkara yang dengannya orang yang kamu ajari bisa menjaga diri dari neraka, menolak neraka darinya, jika diamalkan. Yaitu ketaatan kepada Allâh. Dan lakukanlah ketaatan kepada Allâh.

Firman Allâh ‘dan keluargamu dari api neraka!’, Maksudnya, ‘Ajarilah keluargamu dengan melakukan ketaatan kepada Allâh yang dengannya akan menjaga diri mereka dari neraka. Para ahli tafsir mengatakan seperti yang kami katakan ini.’ (Tafsir ath-Thabari, 23/491)

Imam al-Alûsi رحمه الله berkata, “Menjaga diri dari neraka adalah dengan meninggalkan kemaksiatankemaksiatan dan melaksanakan ketaatan-ketaatan. Sedangkan menjaga keluarga adalah dengan mendorong mereka untuk melakukan hal itu dengan nasehat dan ta’dîb (hukuman) … Yang dimaksukan dengan keluarga, berdasarkan sebagian pendapat mencakup: istri, anak, budak laki, dan budak perempuan. Ayat ini dijadikan dalil atas kewajiban seorang laki-laki mempelajari kewajiban-kewajiban dan mengajarkannya kepada mereka ini”. (Tafsir al-Alûsi, 21/101)

Semakna ayat ini adalah firman Allâh عزوجل :

﴿وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا  لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا  نَحْنُ نَرْزُقُكَ  وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى١٣٢﴾

Dan perintahkanlah keluargamu serta umatmu mengerjakan shalat, dan hendaklah engkau tekun bersabar menunaikannya. Kami tidak meminta rezekikepadamu, (bahkan) Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan (ingatlah) kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.. (QS. Thaha/20: 132)

Dan termasuk juga semakna dengan ayat ini adalah sabda Nabi ﷺ :

مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِيْ الْمَضَاجِعِ

Perintahkanlah anak-anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika berumur sepuluh tahun (jika mereka enggan untuk shalat) dan pisahkanlah mereka di tempat-tempat tidur mereka masing-masing. (HR. al-Hâkim, Ahmad dan Abu Dâwud; disahihkan al-Albâni dalam al-Irwâ`)

Mengajari ibadah kepada anak-anak bukan hanya shalat, namun juga ibadah-ibadah lainnya.

Imam Ibnu Katsir رحمه الله berkata, “Para ahli fiqih berkata: ‘Demikian juga (anak-anak dilatih) tentang puasa, agar hal itu menjadi latihan baginya untuk melaksanakan ibadah, supaya dia mencapai dewasa dengan selalu melaksanakan ibadah dan ketaatan, serta menjauhi kemaksiatan dan meninggalkan kemungkaran, dan Allâh Yang Memberikan taufiq”. (Tafsir Ibnu Katsîr, surat at-Tahrîm ayat ke-6)

Firman Allâh عزوجل :

وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.

Tafsir :

Imam asy-Syaukâni رحمه الله berkata, “Yaitu api neraka yang sangat besar, dinyalakan dengan manusia dan batu, sebagaimana api yang lain dinyalakan dengan kayu bakar”. (Fat-hul Qadîr, 7/257).

Imam Ibnu Katsîr رحمه الله berkata, “Yaitu kayu api neraka yang dilemparkan ke dalamnya adalah anak-anak Adam, ‘dan batu’, ada yang mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan ‘batu’ adalah patung-patung yang dahulu disembah (di dunia) berdasarkan fi rman Allâh عزوجل :

﴿إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُونَ٩٨﴾

Sesungguhnya kamu (orang-orang musyrik-pen) dan apa yang kamu sembah selain Allâh, adalah umpan Jahannam. (QS. Al-Anbiya’/21: 98)

Ibnu Mas’ûd رضي الله عنه , Mujâhid, Abu Ja’far al-Baqir, dan as-Suddi, mereka berkata, “Itu adalah batubatu kibrit (batu bara)”, Mujâhid menambahkan, “lebih busuk daripada bangkai”.(Tafsir Ibnu Katsîr, 8/167)

Firman Allâh عزوجل :

عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras

Tafsir : Imam Ibnu Katsîr رحمه الله berkata, “Yaitu watak mereka kasar, rasa kasih sayang terhadap orangorang kafir yang kepada Allâh عزوجل telah dicabut dari hati mereka. ‘Syidâd’, yaitu tubuh mereka sangat kuat, kokoh dan penampilan mereka menakutkan”. (Tafsir Ibnu Katsîr, 8/167)

Imam asy-Syaukâni رحمه الله berkata, “Yaitu para penjaga neraka adalah para malaikat, mereka mengurusi neraka dan menyiksa penghuninya, mereka kasar kepada penghuni neraka, keras terhadap mereka, tidak mengasihi mereka ketika mereka minta dikasihani, karena Allâh عزوجل menciptakan mereka dari kemurkaaan-Nya, menjadikan mereka berwatak suka menyiksa makhluk-Nya.

Ada yang berpendapat, mereka kasar hatinya, keras badannya. Atau kasar perkataannya, keras perbuatannya. Atau ghilâzh: besar badan mereka, syidâd: kuat”. (Tafsir Fat-hul Qadîr, 7/257)

Firman Allâh عزوجل :

 لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

dan mereka tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Tafsir :

Imam asy-Syaukâni رحمه الله berkata, “Yaitu mereka melakukan pada waktunya, tidak terlambat, mereka tidak memundurkannya dan tidak memajukannya”. (Tafsir Fathul Qadîr, 7/257)

Imam Ibnu Katsir رحمه الله berkata, “Yaitu apapun yang Allâh عزوجل perintahkan kepada mereka, mereka akan bergegas untuk melakukannya, tidak menundanya sekejap matapun, dan mereka mampu mengerjakannya, mereka tidak lemah dalam melakukannya. Mereka ini adalah malaikat Zabâniyah, kita mohon perlindungan kepada Allâh عزوجل dari mereka”. (Tafsir Ibnu Katsîr, 8/167)

PETUNJUK-PETUNJUK AYAT:

  1. Mengetahui kasih-sayang Allâh عزوجل kepada para hamba-Nya yang beriman, karena Allâh عزوجل telah memberikan perintah yang membawa kebaikan, dan melarang dari keburukan yang membawa kepada kecelakaan.
  2. Kewajiban mempelajari bentuk-bentuk ketaatan untuk diamalkan serta mempelajari bentukbentuk kemaksiatan untuk ditinggalkan. Dengan ini seseorang bisa menjaga diri dari neraka.
  3. Kewajiban memberikan perhatian kepada istri, anak-anak, dan orang-orang yang ditanggung, mendidik mereka, dan memerintahkan mereka untuk taat kepada Allâh dan Rasul-Nya, serta melarang mereka dari kemaksiatan. Ini berarti menjaga mereka semua dari api neraka.
  4. Meyakini bahwa bahan bakar neraka adalah manusia dan batu. Maka seharusnya manusia menjaga dirinya, untuk selalu beriman dan beramal shalih, sehingga tidak menjadi bahan bakar neraka.
  5. Meyakini bahwa para penjaga neraka adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras, sehingga mereka tidak bisa dikalahkan oleh para penghuni neraka.
  6. Meyakini bahwa di antara sifat-sifat malaikat adalah selalu taat. Mereka tidak pernah mendurhakai Allâh عزوجل dan mereka mampu melaksanakan perintah-Nya.

Wallâhu a’lam bisshawâb.

Majalah As-Sunnah Edisi 12/Thn XVII/Jumadil Akhir 1435H/April 2014M

Tentang Penulis: Redaksi

Majalah As-Sunnah adalah majalah dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang terbit setiap awal bulan, insyaallah. Menyajikan materi – materi ilmiah berdasarkan pemahaman para salafush sholih, dari narasumber dan referensi yang terpercaya. Majalah As-Sunnah, pas dan pantas menjadi media kajian ilmiah keislaman Anda!