الأَلِفُ واللَّامُ الدَّاخِلَةُ عَلَى اْلأَوْصَافِ وَأَسْمَاءِ الأَجْنَاسِ تُفِيْدُ الإِسْتِغْرَاقَ بِحَسَبِ مَا دَخَلَتْ عَلَيْهِ
Alif Lam Ta’rif [ ال] pada sifat-sifat dan isim jenis mengandung arti ‘seluruh sesuai dengan isim dan sifat yang dimasukinnya
Para ulama Ushul dan ahli bahasa Arab telah menetapkan kaidah di atas. Begitu pula para ahlul ilmi dan iman. Sebagai contoh, firman Allah سبحانه وتعالى berikut:
﴿ اِنَّ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمٰتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ ….. اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا ٣٥ ﴾
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin……Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (Qs. al-Ahzâb/33:35).
Masuk dalam sifat-sifat ini, semua sifat yang tercakup seperti makna Islam, iman, ketaataan, kejujuran dan seterusnya. Semakin sempurna seseorang memiliki sifat-sifat ini, maka kian berhak mendapatkan ampunan dan balasan yang besar. Sebaliknya, semakin berkurang kadar sifat ini pada diri seseorang, maka kian menipis pula perolehan ampunan dan balasan yang besar dari Allah سبحانه وتعالى baginya. Apabila semua sifat ini tidak ada, maka sirna pula ampunan dan pahala yang besar dari Allah سبحانه وتعالى baginya. Demikianlah, keadaan setiap sifat yang dikaitkan dengan kebaikan dan balasan.
Begitu pula, setiap sifat yang dilarangan dan dikaitkan dengan hukuman, keburukan dan aib pada sifat tersebut dan pemiliknya. Maka, orang yang memiliki sifat-sifat tersebut akan mendapatkan sesuai dengan kadar sifat yang melekat pada dirinya.
Contoh pada firman Allah سبحانه وتعالى yang berbunyi:
﴿ وَالْعَصْرِۙ ١ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ٢ ﴾
Demi masa. Sesungguhnya seluruh manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, (Qs. al-’Ashr/103:1-2).
Maksudnya, seluruh manusia memiliki sifat merugi; “kecuali orang-orang yang beriman, dan mengerjakan amal shalih …”. (Qs. al-’Ashr: 3).
Contoh lain pada firman Allah سبحانه وتعالى :
﴿ … وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖ ﴾
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Qs. al-Mâidah/5:2).
Kata الْبِرُّ (al-birru) mencakup segala macam kebaikan dan kebajikan. Sementara kataالتَّقْوَى (at-taqwa) mencakup seluruh apa yang wajib dihindari berupa segala kemaksiatan dan perbuatan haram. Dan makna kataالإِثْمُ (al-itsmu) adalah nama yang mewakili seluruh perbuatan yang menyebabkan dosa dan terjerumus ke dalam maksiat. Adapun kata الْعُدْوَانُ, mengandung pengertian nama yang mencakup seluruh perbuatan melampaui batas terhadap sesama manusia, pada nyawa, harta dan kehormatan mereka.
(Ringkasan dari al-Qawâ’idul-Hisân fî Tafsîril-Qur‘ân, karya Syaikh ‘Abdur-Rahmân as-Sa’di, Tahqîq: Khâlid bin ‘Utsmân as-Sabt, Penerbit Dâr Ibnil Jauzi, Cetakan I, Tahun 1421 H, hlm.19-22).
Majalah As-Sunnah Edisi 03/