Manusia yang ingin selamat, dia harus berjihad melawan setan tersebut dengan bersenjatakan ilmu dan mentazkiyah jiwanya. Ilmu nafi’ (yang bermanfaat) akan menghasilkan keyakinan, yang akan menolak syubhat. Sedangkan tazkiyatun nafs, akan melahirkan ketakwaan dan kesabaran, yang akan mengendalikan syahwat.
Imam Ibnul Qayyim berkata: “Adapun jihad melawan setan, ada dua tingkatan. Pertama, menolak syubhat dan keraguan yang dilemparkan setan kepada hamba. Kedua, menolak syahwat dan kehendak-kehendak rusak yang dilemparkan setan kepada hamba. Jihad yang pertama akan diakhiri dengan keyakinan, sedangkan jihad yang kedua akan diakhiri dengan kesabaran. Allah l berfirman :
﴿ وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْاۗ وَكَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يُوْقِنُوْنَ ٢٤ ﴾
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintahKami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (QS As Sajdah : 24).
Allah memberitakan, bahwa kepemimpinan agama hanyalah diraih dengan kesabaran (dan keyakinaan), kesabaran menolak syahwat dan kehendak-kehendak yang rusak, dan keyakinan menolak keraguan dan syubhat. (Zadul Ma’ad)
Maka senjata untuk melawan senjata setan ialah ilmu dan kesabaran. Ilmu yang bersumber dari kitab Allah dan Sunnah RasulNya. Kemudian mengamalkan ilmu tersebut, sehingga jiwa menjadi bersih dan suci, dan menumbuhkan kesabaran.
Menghadapi Setan
Adapun menghadapi setan, secara rinci, di antaranya dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Beriman dan bertauhid kepada Allah dengan sebenar-benarnya.
Sesungguhnya seluruh kekuatan, kekuasaan, kesempurnaan hanyalah milik Allah Pencipta alam. Oleh karena itu, seorang hamba yang ditolong dan dilindungi Allah, maka tidak ada seorangpun yang mampu mencelakakannya. Sehingga senjata pertama dan terutama bagi seorang mukmin untuk menghadapi setan, yaitu dengan beriman secara benar kepada Allah, beribadah dengan ikhlas kepadaNya, bertawakkal hanya kepadaNya, dan beramal shalih menurut aturanNya, lewat Sunnah RasulNya.
Allah l telah memberitakan, bahwa setan tidak memiliki kekuasaan terhadap hamba-hambaNya yang beriman dan mentauhidkanNya. Allah berfirman :
﴿ اِنَّهٗ لَيْسَ لَهٗ سُلْطٰنٌ عَلَى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ ٩٩ اِنَّمَا سُلْطٰنُهٗ عَلَى الَّذِيْنَ يَتَوَلَّوْنَهٗ وَالَّذِيْنَ هُمْ بِهٖ مُشْرِكُوْنَ ࣖ ١٠٠ ﴾
Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabbnya. Sesungguhnya kekuasaan setan hanyalah atas orang-orang yang menjadikan setan jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (QS An Nahl: 99, 100).
Ibnul Qayyim menjelas kan, ketika Iblis mengetahui bahwa dia tidak memiliki jalan (untuk menguasai) orang-orang yang ikhlas, dia mengecualikan mereka dari sumpahnya yang bersyarat untuk menyesatkan dan membinasakan (manusia).
Iblis mengatakan:
﴿ قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ ٨٢ اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ ٨٣ ﴾
Demi kekuasaanMu, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hambaMu yang mukhlas di antara mereka, (QS Shad : 82, 83).
Allah l berfirman:
﴿ اِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطٰنٌ اِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِيْنَ ٤٢ ﴾
Sesungguhnya hamba-hambaKu tidak ada kekuasaan bagimu (Iblis) terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti mu, yaitu orang-orang yang sesat. (QS Al Hijr : 42).
Maka ikhlas adalah jalan kebebasan, Islam adalah kendaraan keselamatan, dan iman adalah penutup keamanan.1)
- Berpegang teguh kepada Al Kitab dan As Sunnah sesuai dengan pemahaman Salafush Shalih.
Ketika Allah menurunkan manusia di muka bumi, sesungguhnya Dia menyertakan petunjuk untuk mereka. Sehingga manusia hidup di dunia ini tidak dibiarkan begitu saja tanpa bimbingan, atau tanpa perintah dan tanpa larangan. Bahkan Allah menurunkan kitab suci dan mengutus para rasul yang membawa peringatan, penjelasan dan bukti-bukti. Barangsiapa berpaling dari peringatan Allah, maka dia akan menjadi mangsa setan dan dijerumus kan ke dalam kecelakaan abadi. Allah l berfirman,
﴿ وَمَنْ يَّعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمٰنِ نُقَيِّضْ لَهٗ شَيْطٰنًا فَهُوَ لَهٗ قَرِيْنٌ ٣٦ ﴾
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Rabb) Yang Maha Pemurah (Al Qur`an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (QS Az Zukhruf : 36).
Nabi Muhammad ﷺ telah menjelaskan bahwa jalan Allah, jalan kebenaran, hanya satu. Menyimpang darinya, berarti mengikuti jalan-jalan setan.
عَنْ جَابِرٍ قَالَ كُنَّا جُلُوْسًا عِنْدَ النَّبِيِّ ﷺ فَخَطَّ خَطًّا هَكَذَا أَمَامَهُ فَقَالَ هَذَا سَبِيْلُ اللَّهِ عزَّوَجَلَّ وَخَطَّيْنِ عَنْ يَمِيْنِهِ وَخَطَّيْنِ عَنْ شِمَالِهِ قَالَ هَذِهِ سَبِيْلُ الشَّيْطَانِ ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ فِيْ الْخَطِّ الأَسْوَدِ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الآَيَةَ ( وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ ۚوَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِه ۗذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِه لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ ).
Dari Jabir, dia berkata,”Kami duduk di dekat Nabi ﷺ , kemudian beliau membuat sebuah garis di depan beliau, lalu beliau mengatakan: ‘Ini jalan Allah k. (Kemudian) beliau n membuat dua buah garis di kanannya, dan dua garis di kirinya. Beliau bersabda: ‘Ini jalan-jalan setan’. Kemudian beliau meletakkan tangannya pada garis yang hitam (tengah, Pen), lalu membaca ayat ini.”2)
﴿ وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ ۚوَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ ١٥٣ ﴾
(Dan bahwa (yang kami perintahkan ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jala-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kami bertakwa. (QS. Al An’aam: 153)
Menjadi jelaslah, bahwa jalan keselamatan agar terhindar dari tipu daya setan hanyalah dengan mengikuti jalan Allah, mengikuti Al Kitab dan As Sunnah sebagaimana pemahaman Salafush Shalih.
Allah l berfirman,
﴿ وَمَنْ يُّشَاقِقِ الرَّسُوْلَ مِنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدٰى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيْلِ الْمُؤْمِنِيْنَ نُوَلِّهٖ مَا تَوَلّٰى وَنُصْلِهٖ جَهَنَّمَۗ وَسَاۤءَتْ مَصِيْرًا ࣖ ١١٥ ﴾
Dan barangsiapa menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin (yaitu jalan para sahabat), Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS An Nisa` : 115).
- Berlindung kepada Allah dari gangguan setan.
Imam Ibnu Katsir t berkata: Makna ‘aku berlindung kepada Allah dari setan yang dilaknat’, yaitu aku meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang dilaknat dari menggangguku pada agamaku, atau pada duniaku, atau menghalangiku dari melakukan apa yang diperintahkan kepadaku, atau mendorongku melakukan apa yang terlarang bagiku. Karena tidak ada yang mencegah setan dari manusia kecuali Allah.
Oleh karena itu, Allah l memerintahkan untuk mengambil hati dan bersikap lembut kepada setan manusia, dengan melakukan kebaikan kepadanya, agar tabi’atnya (yang baik) menolaknya dari gangguan (yang dia lakukan).
Allah memerintahkan agar (manusia) berlindung kepadaNya dari setan jin, karena dia tidak menerima suap. Perbuatan baik tidak akan mempengaruhinya, karena dia (setan) memiliki tabi’at yang jahat. Dan tidak akan mencegahnya darimu, kecuali Yang telah menciptakannya.3)
Inilah sebaik-baik jalan untuk menyelamatkan diri dari setan dan tentaranya, dengan memohon perlindung an kepada Allah k , karena Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui, dan Maha Berkuasa.
Memohon perlindungan ini dilakukan secara umum pada setiap waktu, setiap diganggu setan, dan juga dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang dituntunkan Allah dan RasulNya. Allah berfirman,
﴿ وَقُلْ رَّبِّ اَعُوْذُ بِكَ مِنْ هَمَزٰتِ الشَّيٰطِيْنِ ۙ ٩٧ وَاَعُوْذُ بِكَ رَبِّ اَنْ يَّحْضُرُوْنِ ٩٨ ﴾
Dan katakanlah: “Ya, Rabbku. Aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau, ya Rabb-ku, dari kedatangan mereka kepadaku”. (QS Al Mukminun : 97-98).
Allah juga berfirman,
﴿ وَاِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطٰنِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّهٗ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ ٢٠٠ ﴾
Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS Al A’raf : 200).
Adapun waktu-waktu tertentu yang dituntunkan untuk beristi’adzah, antara lain ialah : saat diganggu setan, adanya bisikan jahat, gangguan di dalam shalat, saat marah, mimpi buruk; saat akan membaca Al Qur’an, hendak masuk masjid, saat masuk ke tempat buang hajat, saat mendengar lolongan anjing dan ringkikan keledai, ketika akan berjima’, pada waktu pagi dan petang, isti’adzah untuk anak-anak dan keluarga, ketika singgah di suatu tempat, ketika akan tidur. Perincian dalil-dalil ini semua terdapat di dalam hadits-hadits yang shahih.
- Membaca Al Qur`an.
Di antara hikmah Allah menurunkan kitab suci Al Qur`an ialah sebagai obat dan penawar bagi orang yang beriman. Allah berfirman,
﴿ وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا ٨٢ ﴾
Dan Kami turunkan dari Al Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian. (QS Al Isra` : 82).
Dalam hal ini, termasuk juga sebagai terapi mengusir atau menjaga gangguan setan. Karena sesungguhnya, dengan sebab bacaan Al Qur`an ini, setan akan lari menjauh.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ ﷺ قَالَ لَا تَجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِيْ تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ البَقَرَةِ
Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi ﷺ bersabda, janganlah kamu menjadikan rumah-rumah kamu sebagai kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat Al Baqarah di dalamnya. (HR Muslim, no. 780).
Kepada Abu Hurairah, setan telah membukakan salah satu rahasianya. Hal ini dibenarkan oleh Rasulullah ﷺ Setan mengatakan:
إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَقْرَأ آيَةَ الْكُرْسِيِّ ( اللَّهُ لَاإِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ القَيُّوْمُ ) حَتَّى تَخْتِمَ الآيَةَ فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللهِ حَافِظٌ وَلَا يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ
Jika engkau menempati tempat tidurmu, maka bacalah ayat kursi (Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum) sampai engkau menyelesaikan ayat tersebut. Maka sesungguhnya akan selalu ada padamu seorang penjaga dari Allah, dan setan tidak akan mendekatimu sampai engkau masuk waktu pagi. (HR Bukhari).
- Memperbanyak dzikrulloh.
Dzikrullah merupakan benteng yang sangat kokoh untuk melindungi diri dari gangguan setan.
Sebagaimana hal ini diketahui dari pemberitaan Allah melalui para rasulNya. Antara lain melalui lisan Nabi Yahya q sebagaimana hadits di bawah ini
عَنْ الْحَارِثِ الأَشْعَرِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ إِنَّ اللهَ أَمَرَ يَحْيَ بْنَ زَكَرِيَّا بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ أَنْ يَعْمَلَ بِهَا وَيَأْمُرَ بَنِي إِسْرَائِيْلَ أَنْ يَعْمَلُوا بِهَا … وَآمُرُكُمْ أَنْ تَذْكُرُوا اللهَ فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ خَرَجَ الْعَدُوُّ فِيْ أَثَرِهِ سِرَاعًا حَتَّى إِذَا أَتَى عَلَى حِصْنٍ حَصِيْنٍ فَأَحْرَزَ نَفْسَهُ مِنْهُمْ كَذَلِكَ الْعَبْدُ لَا يُحْرِزُ نَفْسَهُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِلَّا بِذِكْرِ اللّهِ
Dari Al Harits Al Asy’ari, bahwa Nabi ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah memerintahkan Yahya bin Zakaria q dengan lima kalimat, agar beliau mengamalkannya dan memerintahkan Bani Israil agar mereka mengamalkan nya (di antaranya)… Aku perintahkan kamu untuk dzikrullah (mengingat, menyebut Allah). Sesungguh nya perumpamaan itu seperti perumpamaan seorang laki-laki yang dikejar oleh musuhnya dengan cepat, sehingga apabila dia telah mendatangi benteng yang kokoh, kemudian dia menyelamatkan dirinya dari mereka (dengan berlindung di dalam benteng tersebut). Demikianlah seorang hamba tidak akan dapat melindungi dirinya dari setan, kecuali dengan dzikrullah”. (HR Ahmad).
Sehingga, jika Anda ingin selamat dari tipu daya dan gangguan setan, hendaklah selalu membasahi lidah dengan dzikrullah disertai konsentrasi dengan hati.
- Menetapi jama’ah umat Islam.
Bergabung dengan jamaah umat Islam dalam melaksanakan berbagai ibadah yang dituntunkan dengan berjamaah, merupakan salah satu cara menyelamatkan diri dari incaran setan. Karena sesungguhnya, setan merupakan serigala yang akan menerkam manusia, sebagaimana serigala akan menerkam domba yang menyendiri dari rombongannya.
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِيْ قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيْهِمُ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدِ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُــلُ الذِّئْبُ القَاصِيَةَ
Dari Abu Darda’, dia berkata: Aku telah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak ada tiga orang di suatu desa atau padang, tidak didirikan shalat jamaah pada mereka, kecuali setan menguasai mereka. Maka bergabunglah dengan jamaah, karena sesungguhnya serigala itu akan memakan kambing yang menyendiri”. (HR Abu Dawud, no. 547).
- Mengetahui tipu-daya setan sehingga mewaspadainya.
Sungguh setan sangat antusias menyesatkan manusia. Dia menghabiskan umur dan nafasnya untuk merusak keadaan manusia. Maka kewajiban orang yang berakal, ia harus mewaspadai musuhnya ini, yang telah menampakkan permusuhan nya semenjak zaman Nabi Adam q . Allah memperingatkan hamba-hambaNya dengan firmanNya,
﴿۞ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ وَمَنْ يَّتَّبِعْ خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ فَاِنَّهٗ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ مَا زَكٰى مِنْكُمْ مِّنْ اَحَدٍ اَبَدًاۙ وَّلٰكِنَّ اللّٰهَ يُزَكِّيْ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ ٢١ ﴾
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmatNya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS An Nur : 21).
Salah satu cara untuk mengetahui tipu daya setan, yaitu dengan mengetahui dan membongkar tipu dayanya, sehingga seseorang dapat menghindarinya. Karena barangsiapa tidak mengetahui keburukan, tanpa disadarinya, dia akan terjerumus ke dalamnya.
- Menyelisihi setan dan menjauhi sarana-sarananya untuk menyesatkan manusia.
Setan adalah musuhSetan adalah musuh manusia. Kita wajib menjadikannya sebagai musuh. Karena tabiat musuh selalu berusaha dengan berbagai cara untuk mencelakakan musuhnya dan menjauhkannya dari kebaikan-kebaikan. Allah berfirman,
﴿ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۗ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللّٰهِ الْغَرُوْرُ ٥ اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّاۗ اِنَّمَا يَدْعُوْا حِزْبَهٗ لِيَكُوْنُوْا مِنْ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِۗ ٦ ﴾
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan sekali-kali janganlah setan yang pandai menipu memperdayakan kamu tentang Allah. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS Fathir : 5, 6).
Termasuk dalam hal ini, yaitu menyelisihi perbuatan-perbuatan setan, seperti :
– Setan makan dan minum dengan tangan kiri, maka kita menyelisihinya dengan makan dan minum dengan tangan kanan.
– Setan tidak melakukan qailulah (istirahat di tengah hari), maka kita menyelisihinya dengan melakukan qailulah.
– Kita wajib meninggalkan tabdzir (pemborosan), karena orang-orang yang melakukan tabdzir adalah saudara-saudara setan.
– Kita wajib melakukan sesuatu dengan tenang dan hati-hati, karena sikap tergesa-gesa adalah dari setan.
– Hendaklah kita menolak dan menahan sekuatnya saat menguap, karena hal itu dari setan.
Dalil-dalil yang kami sebutkan ini, terdapat di dalam hadits-hadits yang shahih. Demikian juga kita jauhi sarana-sarana yang digunakan setan untuk menyesatkan manusia, seperti musik, nyanyian, minuman keras, dan lain-lain.
- Meyakini kelemahan tipu-daya setan
Allah l berfirman:
﴿ اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۚ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ الطَّاغُوْتِ فَقَاتِلُوْٓا اَوْلِيَاۤءَ الشَّيْطٰنِ ۚ اِنَّ كَيْدَ الشَّيْطٰنِ كَانَ ضَعِيْفًا ۚ ࣖ ٧٦ ﴾
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah. (QS An Nisa` : 76).
Bagaimanapun lihainya setan menebarkan perangkap-perangkapnya atas manusia, namun kita tetap harus meyakini bahwa tipu daya setan itu sesungguhnya lemah.
Asalkan kita selalu mentaati Allah Yang Maha Perkasa.
Di antara kelemahan setan ialah: dia tidak dapat membuka pintu yang dikunci dan disebut nama Allah padanya. Demikian juga tidak dapat makan bersama manusia yang mengucapkan bismillah sebelumnya. Setan juga tidak dapat bermalam di dalam rumah yang penghuninya masuk dengan membaca bismillah.
- Taubat dan istighfar.
Selama masih hidup, manusia membutuhkan taubat dan istighfar dari dosa-dosanya kepada Allah l . Selama manusia berbuat demikian, maka Allah l akan selalu mengampuninya.
عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُذْرِيِّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ إِنَّ إِبْلِيْسَ قَالَ لِرَبِّهِ بِعِزَّتِكَ وَجَلَالِكَ لَا أَبْرَحُ أُغْوِي بَنِيْ آدَمَ مَا دَامَتِ الأَرْوَاحُ فِيْهِمْ فَقَالَ اللهُ فَبِعِزَّتِي وَجَلَالِيْ لَا أَبْرَحُ أَغْفِرُ لَهُمْ مَااسْتَغْفَرُوْنِيْ
Dari Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata, Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Iblis berkata kepada Robbnya, ‘Demi kemuliaan dan keagunganMu, aku senantiasa akan menyesatkan anak-anak Adam selama ruh masih ada pada mereka’. Maka Allah berfirman,’Demi kemuliaan dan keagunganMu, Aku senantiasa akan mengampuni mereka selama mereka mohon ampun kepadaKu’.” (HR Ahmad).
Inilah sedikit keterangan tentang setan dan tipu dayanya. Semoga bermanfaat dan menjadi bekal untuk membentengi diri kita dari gangguan dan godaan setan yang terkutuk. Wallahul musta’an.
Footnote:
1) Al ‘Ilmu Fadhluhu Wa Syarafuhu, hlm. 72-74, tansiq Syaikh Ali bin Hasan Al Halabi.
2) HR Ahmad, dan lain-lain. Dishahihkan oleh Al Hakim, Adz Dzahabi, Al Baghawi, dan Syaikh Masyhur Hasan Salman. Lihat takhrij hadits ini oleh Syaikh Masyhur di dalam Tahqiq Kitab Al Amru Bil Ittiba’ Wan Nahyu ‘An Ittiba’, karya As Suyuthi, hlm. 33-34.
3) Tafsir Ibnu Katsir (1/14), Penerbit: Darul Jiil, Beirut, tanpa tahun
Majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun IX/1426H/2005M