SETIAP MUSLIM AKAN MENGHADAPI UJIAN & COBAAN

oleh -1144 Dilihat
oleh

۞ لَتُبْلَوُنَّ فِيْٓ اَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا اَذًى كَثِيْرًا ۗ وَاِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ

Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. (Qs Âli ‘Imrân/3 : 186)

 

SEBAB TURUNNYA

Ayat ini diturunkan berhubungan dengan kisah yang terjadi di pemukiman al-Hârits bin al-Khazrajn(Madinah) sebelum perang Badar. Kaum Muslimin ketika itu sedang berkumpul dengan kaum musyrikin dan orang-orang Yahudi. Datanglah Rasûlullâh ﷺ ke tempat itu dan memberi salam. Di majlis tersebut, ada ‘Abdullâh bin Ubai bin Salûl, dia berkata, “Janganlah kalian mengotori kami!”

Rasulûlullâh n pun mengajak mereka untuk masuk ke dalam Islam dan membacakan al-Qur’ân kepada mereka.

‘Abdullâh bin Ubai menyahut, “Wahai lelaki! Apa yang engkau katakan bukanlah sesuatu yang bagus. Jika itu adalah sesuatu yang haq, maka janganlah kamu mengganggu kami dengan perkataan itu! Kembalilah ke hewan tungganganmu! Barang siapa mendatangimu, maka ceritakanlah perkataan itu!”

Perkataan itu sangat menyakitkan hati kaum Muslimin, sehingga terjadilah pertengkaran di majlis itu antara mereka dengan orang-orang kafir. Akhirnya, Rasûlullâh ﷺ menenangkan mereka. Setelah mereka tenang, Rasûlullâh ﷺ pun kembali ke tunggangannya dan pergi. Setelah itu, Allâh عزوجل  menurunkan ayat ini yang berisi perintah untuk bersabar atas gangguan-gangguan orang-orang kafir.1

 

TAFSIR RINGKAS

Syaikh ‘Abdurrahmân as-Sa’di t berkata, “Allâh عزوجل  mengabarkan dan mengatakan kepada kaum Mukminin bahwa mereka akan diuji pada harta mereka melalui (perintah untuk) mengeluarkan nafkah-nafkah wajib dan yang sunat serta terancam hilang harta untuk (berjuang) di jalan Allâh عزوجل  . (Mereka juga akan diuji) pada jiwa-jiwa mereka dengan diberi berbagai beban berat bagi banyak orang, seperti jihad di jalan Allah atau tertimpa penyakit.

(Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati) berupa celaan terhadap kalian, agama, Kitab dan Rasul kalian … oleh karena itu, Allâh عزوجل  berkata, ‘Jika kamu bersabar dan bertakwa’ maksudnya, jika kalian bersabar atas segala kejadian pada harta dan diri kalian berupa ujian, cobaan dan gangguan dari orang-orang zhalim, serta kalian dapat bertakwa kepada Allâh عزوجل  dalam kesabaran itu dengan niat mengharap wajah Allâh عزوجل  dan mendekatkan diri kepada-Nya, dan kalian tidak melampaui batas kesabaran yang ditentukan oleh syariat, maksudnya tidak boleh bersabar atau menahan diri pada saat syari’at mengharuskan membalas perlakuan musuh-musuh Allâh عزوجل  .

(Maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan) artinya itu termasuk perkara yang harus didahulukan dan meraihnya dengan berlomba-lomba. Tidak ada yang diberi taufik untuk dapat melakukan ini kecuali orang-orang yang memiliki tekad kuat dan semangat tinggi. Allah k berfirman, (artinya): ‘Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.’2.” 3

Ujian Adalah Sunnah Kauniyah Pada Setiap Muslim

Allâh عزوجل  berfirman:

لَتُبْلَوُنَّ فِيْٓ اَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ

Kamu benar-benar akan diuji pada hartamu dan dirimu. (Qs Âli ‘Imrân/3 : 186)

Ujian adalah sunnah kauniyah (ketetapan Allâh عزوجل  yang pasti terjadi) bagi setiap Muslim. Seorang Muslim tidak mungkin mengelak dari ujian tersebut. Oleh karena itu, Allâh memberi penekanan pada firman-Nya dengan menggunakan dua huruf (yaitu huruf lam dan nun yang bertasydid, sehingga makna kalimat tersebut, kamu sungguh sungguh atau benar-benar akan diuji).”4

Imam Ibnu Katsîr t berkata, “Firman Allâh (yang artinya), “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu” seperti firman-Nya (yang artinya) : Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Inna lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn’5. Seorang Mukmin pasti akan diuji pada harta, jiwa, anak dan keluarganya.”6

Allâh عزوجل  juga berfirman:

ذٰلِكَ ۛ وَلَوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ لَانْتَصَرَ مِنْهُمْ وَلٰكِنْ لِّيَبْلُوَا۟ بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍۗ

Demikianlah, apabila Allâh menghendaki niscaya Allâh akan membinasakan mereka, tetapi Allâh hendak menguji sebagian kamu dengan sebagian yang lain. (Qs Muhammad/47: 4)

Rasûlullâh ﷺ bersabda:

Demi yang jiwaku berada di tangannya! Dunia ini tidak akan hancur, sehingga ada seseorang yang melewati sebuahkuburan dan berguling-guling di dekatnya seraya berkata, ‘Seandainya aku berada di tempat penghuni kubur ini (yakni: Seandainya aku mati).” Bukan agama yang mendorong dia melakukan ini namun hanya kesusahan dunia saja” 7

 

Kekokohan Iman Dan Kadar Ujian Selalu Berbanding Lurus

Semakin kuat iman seseorang, maka ujian yang akan diberikan oleh Allâh akan semakin besar.

Rasûlullâh ﷺ pernah ditanya oleh Sa’d bin Abî Waqqâsh z :  “Ya Rasûlullâh! Siapakah yang paling berat ujiannya?”

Beliau menjawab, “Para Nabi kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian orang yang semisalnya. Seseorang akan diuji sesuai kadar (kekuatan) agamanya. Jika agamanya kuat, maka ujiannya akan bertambah berat. Jika agamanya lemah maka akan diuji sesuai kadar kekuatan agamanya” 8

Beliau n juga pernah bersabda:

Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, apabila Allâh mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian itu, maka ia akan mendapat keridhaan-Nya.

Siapa yang membencinya maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya 9

Mengapa Allâh عزوجل  Mengabarkan Bahwa Ujian Ini Pasti Akan Terjadi?

Ada beberapa faedah yang bisa dipetik dari berita tentang kepastian ujian pada kita, di antaranya:

  1. Kita akan mengetahui bahwa ujian tersebut mengandung hikmah Allâh عزوجل . Yakni, dapat dibedakan siapa Muslim yang imannya benar dengan yang tidak.
  2. Kita akan mengetahui bahwa Allâhlah yang menakdirkan semua ini.
  3. Kita bisa bersiap-siap untuk menghadapi ujian itu dan akan bisa bersabar serta akan merasa lebih ringan dalam menghadapinya.10

Ujian Tidak Hanya Dengan Sesuatu Yang Buruk

Allâh عزوجل  tidak hanya menguji seseorang dengan sesuatu yang buruk. Akan tetapi, juga menguji seseorang dengan sesuatu yang baik.

Allâh عزوجل  berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan (Qs al-Anbiyâ’/21 : 35)

Terkadang seorang Muslim apabila ditimpa dengan musibah dan kesusahan, ia sanggup bersabar.Namun, begitu diberi kenikmatan yang berlebih, terkadang ia tidak bisa lulus dari ujian

tersebut. ‘Abdurrahmân bin ‘Auf z pernah berkata: Kami diuji dengan kesusahan-kesusahan (ketika) bersama Rasûlullâh ﷺ dan kami dapat bersabar. Kemudian kami diuji dengan kesenangan-kesenangan setelah beliau wafat dan kami pun tidak dapat bersabar 1Ujian Adalah Rahmat Dari Allâh عزوجل  Ujian yang diberikan oleh Allâh عزوجل  adalah rahmat (kasih sayang) Allah k kepada seluruh manusia terlebih lagi untuk kaum Muslimin.

Allâh عزوجل  berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتّٰى نَعْلَمَ الْمُجٰهِدِيْنَ مِنْكُمْ وَالصّٰبِرِيْنَۙ وَنَبْلُوَا۟ اَخْبَارَكُمْ

Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan yang bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu (Qs Muhammad/47:3 1)

Dengan adanya ujian itu, akan tampak orang yang benar-benar beriman dengan yang tidak. Ini adalah rahmat dari Allâh عزوجل  .

Allâh عزوجل  berfirman:

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami Telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? (Qs al-’Ankabût/29:2)

Ujian Lain Yang Lebih Berat

Ternyata ada ujian yang lebih berat dari ujian pada harta dan jiwa.

Allâh عزوجل  berfirman:

وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا اَذًى كَثِيْرًا ۗ

 Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar gangguan yang banyak yang menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allâh. (Qs Âli ‘Imrân/3 : 186)

Dengan penggalan ayat di atas, dapat diketahui ujian yang lebih berat daripada ujian yang telah

disebutkan. Ujian yang lebih berat dari hal-hal tersebut adalah ujian yang menimpa agama (keyakinan) kita. Kalau kita memperhatikan makna ayat yang kita bahas ini, maka kita akan menemukan bahwa Allâh عزوجل  telah mengurutkan ujian-ujian tersebut mulai dari yang cobaan yang lebih ringandan dilanjutkan ke cobaan yang lebih berat. Ujian pada harta lebih ringan daripada ujian pada jiwa.

Ujian pada jiwa lebih ringan daripada ujian pada agama. Seseorang bisa saja memiliki harta yang melimpah dan badan yang sehat, tetapi jika dia keluar dari agama Islam karena tidak tahan menghadapi cemoohan, gangguan serta teror orang-orang kafir. Ini merupakan satu bentuk kerusakan yang sangat besar baginya, baik di dunia maupun di akhirat.

Orang-Orang Kafir Tidak Akan Berhenti Mengganggu Kaum Muslimin

Gangguan dari orang-orang kafir, baik berupa ejekan maupun gangguan fisik, pasti akan terus ada. Allâh عزوجل  berfirman:

وَدَّ كَثِيْرٌ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ اِيْمَانِكُمْ كُفَّارًاۚ حَسَدًا مِّنْ عِنْدِ اَنْفُسِهِمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۚ

Sebagian besar Ahli kitab karena kedengkian mereka menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, setelah nyata bagi mereka kebenaran. (Qs al-Baqarah/2:109)12

Cara Menghadapi Segala Ujian

Allâh عزوجل  tidak akan membiarkan hambahamba-Nya terbengkalai, tidak terurus. Oleh karena itu, Allâh عزوجل  mengajarkan kepada kaum Muslimin bagaimana cara menghadapi ujian tersebut.

Allâh عزوجل  berfirman:

وَاِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا فَاِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ

Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. (Qs Âli ‘Imrân/3 : 186)

Menghadapi semua ujian harus dengan kesabaran dan ketakwaan. Hukum bersabar dan bertakwa dalam menghadapi ujian bukan sunat, tetapi sesuatu yang wajib dikerjakan oleh seluruh orang Muslim. Setidaknya, dalam al-Qur’ân adaenam tempat di mana Allâh عزوجل  menggabungkan kata kesabaran dan ketakwaan dalam konteks yang sama. Yaitu, dalam surat Ali ‘Imrân ayat 118, 125, dan 186, dalam surat Yûsuf ayat 90, dalam surat an-Nahl ayat 125 hingga 128 dan surat Thâhâ ayat 132.13 Ini menunjukkan bahwa kesabaran memiliki hubungan yang sangat erat dengan ketakwaan.

Hasil Yang Didapatkan Dengan Bersabar

Orang yang dapat bersabar menghadapi semua ujian akan memperoleh hal-hal yang terpuji, di antaranya14:

  1. Dia akan mendapatkan keberkatan yang sempurna, rahmat dan petunjuk dari Allah.

Allâh عزوجل  berfirman:

اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ

“Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs al-Baqarah/2:157)

  1. Dia akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar.

Allâh عزوجل  berfirman yang artinya:

وَمَا يُلَقّٰىهَآ اِلَّا الَّذِيْنَ صَبَرُوْاۚ وَمَا يُلَقّٰىهَآ اِلَّا ذُوْ حَظٍّ عَظِيْمٍ

“Sifat sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar” (Qs Fushshilat/ : 35)

  1. Dia akan mendapatkan pahala tanpa batas.

Allâh عزوجل  berfirman yang artinya:

اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Qs az-Zumar/ : 10)

  1. Dosa-dosanya akan diampuni oleh Allâh عزوجل .

Rasûlullâh ﷺ bersabda:  

Ujian itu akan selalu menimpa seorang hamba sampai Allâh membiarkannya berjalan di atas bumi dengan tidak memiliki dosa 15

 

KESIMPULAN DAN FAIDAH DARI AYAT

  1. Ujian pada harta, diri dan agama adalah sunnah kauniyah pada setiap Muslim.
  2. Orang-orang kafir akan selalu mengganggu kaum Muslimin, baik dengan perkataan ataupun Perbuatan
  3. Allâh عزوجل memerintahkan kaum Muslimin agar mereka bersabar dan bertakwa untuk menghadapi seluruh ujian tersebut.
  4. Ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) berbeda dengan kaum musyrikin. Meski demikian, mereka memiliki kesamaan, yaitu kekufuran dan tempat kembali mereka di akhirat nanti adalah neraka. Na’ûdzu billâh min dzâlik.

EDISI 01/THN. XIV/RABIUL TSANI 1431H/APRIL 2010M


Footnote:

  1. Penulis meringkas dengan bahasa bebas dari Shahîh al-Bukhâri no. 4577 (Kitabut Tafsîr, surat Âli ‘Imrân)
  2. Qs Fushshilat/ : 35
  3. Taisîrul Karîmir Rahmân fî Tafsîr Kalâmil Mannân hlm. 160
  4. Syaikh Ibnu ‘Âsyûr t berkata, “Allah k memberi penekanan pada kata kerja ini dengan lâm al-qasam dan nûn at-taukîd asy-syadîdah untuk menunjukkan bahwa ujian itu akan benar-benar terjadi. Karena nûn at-taukîd asy-syadîdah (bertasydid) lebih kuat dari segi pendalilan daripada (nûn) at-taukîd alkhafîfah (yang sukun).” (at-Tahrîr wat Tanwîr IV/189)
  5. Qs al-Baqarah/2:155-156
  6. Tafsîr al-Qur’ân al-’Azhîm II/179
  7. Muslim no. 7302
  8. at-Tirmidzi no. 2398, an-Nasâi no. 7482, Ibnu Mâjah no. 4523 (ash-Shahîhah no. 143)
  9. at-Tirmidzi no. 2396 dan Ibnu Mâjah no. 4031 (AshShahîhah no. 146)
  10. Lihat Taisîr Al-Karîm Ar-Rahmân fî Tafsîr Kalâm al-Mannân hal. 160.
  11. at-Tirmidzi no. 2464 (Hadits hasan. Shahih wa Dha’îf Sunan at-Tirmidzi V/464)
  12. Lihat juga surat al-Baqarah/2:120
  13. Lihat Daqâiqut Tafsîr al-Jâmi’ li Tafsîr Ibni Taimiyah II/ 299-300.
  14. Poin ke-2 sampai ke-4 dari Adhwâ’ul Bayân I/187
  15. at-Tirmidzi no.2398 , an-Nasâ’i di as-Sunan al-Kubrâ no. 7482 dan Ibnu Mâjah no. 4523 (Hadits shahîh. bAsh-Shahîhah no. 143)

Tentang Penulis: Redaksi

Gambar Gravatar
Majalah As-Sunnah adalah majalah dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang terbit setiap awal bulan, insyaallah. Menyajikan materi – materi ilmiah berdasarkan pemahaman para salafush sholih, dari narasumber dan referensi yang terpercaya. Majalah As-Sunnah, pas dan pantas menjadi media kajian ilmiah keislaman Anda!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.