Bukti Kenabian dan Kerasulan Isa Putra Maryam

oleh -641 Dilihat
oleh

Allah berfirman:

﴿اِذْ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ اذْكُرْ نِعْمَتِيْ عَلَيْكَ وَعَلٰى وَالِدَتِكَ ۘاِذْ اَيَّدْتُّكَ بِرُوْحِ الْقُدُسِۗ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِى الْمَهْدِ وَكَهْلًا ۚوَاِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَ ۚوَاِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّيْنِ كَهَيْـَٔةِ الطَّيْرِ بِاِذْنِيْ فَتَنْفُخُ فِيْهَا فَتَكُوْنُ طَيْرًاۢ بِاِذْنِيْ وَتُبْرِئُ الْاَكْمَهَ وَالْاَبْرَصَ بِاِذْنِيْ ۚوَاِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتٰى بِاِذْنِيْ ۚوَاِذْ كَفَفْتُ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ عَنْكَ اِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ فَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْهُمْ اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ ١١٠ ﴾

(ingatlah), ketika Allâh mengatakan: “Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan Ruhul qudus. kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (Ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, Kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. dan (Ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (Ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (Ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: “Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata”. (QS. Al-Maidah /5:110)

Dalam surat Al-Maidah ayat 110 di atas Allâh mengabarkan bahwa kelak pada Hari Kiamat di waktu Allâh mengumpulkan para Rasul lalu Allâh bertanya (kepada mereka) tentang apa jawaban kaumnya terhadap seruan mereka.1 Dan Allah akan berkata kepada Isa putra Maryam, “Wahai Isa putra Maryam, ingatlah akan nikmat-Ku yang tercurah kepadamu. Yaitu ketika Aku menciptakanmu tanpa seorang ayah, serta nikmat terhadap bundamu yang telah Aku pilih di atas seluruh wanita yang ada di dunia dan Aku bebaskan (sucikan) dia dari apa yang dinisbahkan kepadanya,”2 , Kemudian Allâh menyebutkan kenikmatan yang Allâh telah berikan kepada Nabi Isa berupa mukjizat-mukjizat sebagai tanda dari Rabbnya akan kebenaran kerasulannya.

Ibnu Katsir رحمه الله berkata, “Mukjizat setiap nabi itu berbeda-beda sesuai dengan kondisi umat pada masanya masing-masing. Oleh karena itu, para ulama berpendapat bahwa Nabi Musa mempunyai suatu mukjizat yang sesuai dengan kondisi umat pada zaman itu yang mayoritasnya adalah tukang sihir, maka tidaklah mengherankan, jika Allâh telah mengutusnya dengan beberapa mukjizat yang dapat mengalahkan segala kekuatan musuh-musuhnya”.kemudian beliau رحمه الله juga berkata, “ “Begitu juga halnya dengan Nabi Isa putra Maryam yang diutus pada zaman ahli-ahli pengobatan, Allâh telah mengutusnya dengan dibekali berbagai macam mukjizat yang tidak dapat dilakukan oleh manusia biasa. Tabib mana yang dapat menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibunya, karena hal itu lebih parah dari sekedar buta biasa, atau orang yang berpenyakit kusta sejak lama? Dan bagaimana mungkin seseorang dapat membangkitkan kembali orang yang telah mati dari dalam kuburnya? Tentunya hal ini menunjukkan bahwa mukjizat tersebut memang benar-benar sebagai bukti keagungan risalah Nabi Isa dan kekuasaan dzat yang menutusnya”. 3

Dari surat al-Maidah di atas dan surat-surat lainnya yang ada di dalam al-Qur’an dapat kita uraikan nikmat Allâh berupa mukjizat dan penjagaan yang telah diberikan kepada Nabi Isa sebagai berikut;

  1. Terlahir tanpa seorang ayah

Nabi Isa lahir dari rahim wanita suci bernama Maryam tanpa adanya hubungan badan dengan seorang laki-laki. Kelahiran Nabi Isa ini telah Allâh cantumkan dalam surat Maryam;

قَالَتْ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ غُلٰمٌ وَّلَمْ يَمْسَسْنِيْ بَشَرٌ وَّلَمْ اَكُ بَغِيًّا

Maryam berkata, ‘Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!’ (QS.Maryam/19:20)

  1. Berbicara saat masih bayi

Di antara bentuk nikmat itu adalah bahwa Allâh menguatkan dan membantunya melalui Jibril. Ia dapat berbicara kepada manusia ketika ia masih menyusu kepada ibunya. Nabi Isa bicara dan mengenalkan dirinya pada kaumnya sebagai pembuktian dan penjagaan terhadap kehormatan dan kesucian ibundanya, Maryam binti Imran. Ketika dewasa beliau menyeru mereka kepada Allâh dengan tauhid yang telah diwahyukan oleh Allâh kepadanya. Begitu juga ketika Allâh mengajarkan kepadanya tulis menulis tanpa melalui seorang guru dan menganugerahkan kepadanya kekuatan dalam memahami dan menangkap ilmu. Allâh juga telah mengajarkannya Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa عليه السلام serta Injil yang diturunkan kepadanya, sebagai petunjuk kepada umat manusia. 4

Allâh عزوجل berfirman,

قَالَ اِنِّيْ عَبْدُ اللّٰهِ ۗاٰتٰنِيَ الْكِتٰبَ وَجَعَلَنِيْ نَبِيًّا ۙ

Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allâh, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.” (QS. Maryam/19: 30).

  1. Menjadikan burung hidup dari tanah

Ketika Bani Israil meminta Nabi Isa عليه السلام menunjukkan bukti kenabiannya. Mereka meminta dibuatkan burung. Maka beliau pun mengambil tanah dan membentuknya seperti bentuk burung, kemudian beliau meniup burung itu, lantas atas izin Allâh hiduplah burung yang terbuat dari tanah liat itu. Mukjizat ini bisa disaksikan langsung oleh kaumnya. Allâh عزوجل berfirman;

وَرَسُوْلًا اِلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ ەۙ اَنِّيْ قَدْ جِئْتُكُمْ بِاٰيَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ ۙاَنِّيْٓ اَخْلُقُ لَكُمْ مِّنَ الطِّيْنِ كَهَيْـَٔةِ الطَّيْرِ فَاَنْفُخُ فِيْهِ فَيَكُوْنُ طَيْرًاۢ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚ

Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allâh.” (QS. Al-Imran/3:49)

  1. Menyembuhkan yang sakit dan buta

Allâh عزوجل  mengabarkan bahwa dengan izin-Nya Nabi Isa عليه السلام bisa menyembuhkan orang yang berpenyakit sopak (kusta) dan mengembalikan penglihatan orang yang terlahir buta. Sebagaimana dalam ayat di atas, Allâh  عزوجل  berfirman yang artinya;

Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku. (QS. Al-Ma’idah/5:110).

Allâh عزوجل berfirman dalam surat Al-Imran;

وَاُبْرِئُ الْاَكْمَهَ وَالْاَبْرَصَ

Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak. (QS. Al-Imran/3:49).

  1. Menghidupkan yang mati

Dengan izin Allâh, Nabi Isa عليه السلام mampu menghidupkan beberapa orang yang sudah mati. Bani Israil meminta kepada Nabi Isa عليه السلام untuk menghidupkan seseorang, kemudian Nabi Isa عليه السلام berdiri di sisi kuburnya dan memanggilnya, maka bangkitlah orang itu dari kuburnya dalam keadaan hidup, dan hal ini disaksikan langsung oleh Bani Israil. (dalam aisar at tafasir lil jazairi disebutkan nama orang itu adalah Saam bin Nuh). Semuanya itu terjadi dengan kehendak dan izin Allâh . Semua itu merupakan mukjizat-mukjizat luar biasa yang menguatkan kenabian Isa . Allâh عزوجل berfirman;

وَاُحْيِ الْمَوْتٰى بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚ

Dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allâh. (QS. Al-Imran/3:49). Selain dalam surat Al-Imran, dalam surat Al-Ma’idah Allâh juga menyampaikan hal serupa.

وَاِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتٰى بِاِذْنِيْ ۚ

Dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku. (QS. Al-Ma’idah/5:110).

  1. Mengetahui rahasia orang lain

Dalam Surat Ali Imran Allâh menyebutkan mukjizat yang lainnya yang diberikan kepada Nabi Isa yaitu pengetahuan lebih dari manusia biasa. Atas izin Allâh, Nabi Isa mengetahui apa yang dimakan atau disimpan dalam rumah sehingga bisa mengabarkannya kepada kaumnya tanpa harus melihatnya.

وَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُوْنَ وَمَا تَدَّخِرُوْنَ ۙفِيْ بُيُوْتِكُمْ ۗ

Dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. (QS. Ali-Imran/3:49).

Kenikmatan berupa mukjizat mengetahui perkara yang gaib ini menunjukkan bahwa Nabi Isa adalah rasul pilihannya. Sebagaimana Allâh عزوجل  berfirman;

عٰلِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلٰى غَيْبِهٖٓ اَحَدًاۙ ٢٦ اِلَّا مَنِ ارْتَضٰى مِنْ رَّسُوْلٍ فَاِنَّهٗ يَسْلُكُ مِنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ رَصَدًاۙ ٢٧

(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (QS.Al-Jin/72:26-27).

  1. Allâh عزوجل menjaganya dari orang-orang kafir yang hendak membunuhnya

Ketika Nabi Isa عليه السلام mendatangkan bukti dan hujjah yang kuat akan kebenaran kenabian dan risalahnya, orang-orang kafir justru mendustakan dan menuduh bahwa beliau adalah penyihir, mereka pun berupaya membunuh dan menyalib beliau, namun Allah menyelamatkannya dari mereka.5 Allâh mengangkatnya ke langit, membersihkan dirinya dari kotornya kejahatan mereka, dan menjaganya dari kejelekan mereka. 6

Allâh berfirman di akhir ayat 110 dari surat al-Maidah ini;

وَاِذْ كَفَفْتُ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ عَنْكَ اِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ فَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْهُمْ اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ ١١٠

dan (Ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: “Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata”. (QS. Al-Maidah /5:110)

  1. Turunnya makanan dari langit

Para pengikut Nabi Isa meminta kepadanya agar memohon pada Allah D untuk menurunkan makanan dari langit. Allâh عزوجل berfirman dalam surat al-Maidah ayat 112 yang artinya; (Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa (Al-Hawariyun) berkata: “Hai Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?”

Nabi Isa عليه السلام menjawab: “Bertakwalah kepada Allâh jika kamu betul-betul orang yang beriman”. Namun kaum Hawari berkata .”Kami ingin makan dari hidangan itu dan juga agar hati kami menjadi tenang karena melihatnya. Demikian juga agar kami mengetahui dengan penuh keyakinan akan kebenaran kenabianmu. Juga agar menjadi bagian dari orang-orang yang menyaksikan tanda kekuasaan ini, bahwa Allâh telah menurunkan hidangan tersebut sebagai bukti kekuasaan-Nya pada kami, sehingga mau tidak mau kami pasti mentauhidkan-Nya, serta sebagai bukti kekuasaan-Nya terhadap apa saja yang Dia kehendaki. Begitu juga sebagai bukti bagimu akan kebenaran kenabianmu”. Akhirnya mendengar jawaban hawarinya ini, beliau pun kemudian memenuhi permintaan mereka untuk berdoa kepada Rabbnya seraya mengatakan,”Wahai Rabb kami, turunkanlah kepada kami hidangan makanan dari langit, sehingga aku bisa menjadikan hari turunnya hidangan tersebut sebagai hari raya bagi kami, yang akan diagungkan oleh orang-orang yang bersama kami dan oleh orang-orang yang datang sesudah kami, dan hidangan tersebut menjadi tanda dan bukti dari-Mu, ya Allâh, akan keesaan-Mu dan kebenaran nabi-Mu. Curahkan kepada kami pemberian-Mu yang banyak. Sesungguhnya engkau adalah sebaik-baik pemberi rezeki”. 7

Nabi Isa kemudian memohon pada Allâh عزوجل  sesuai keinginan pengikutnya. Kisah mukjizat Nabi Isa عليه السلام ini, Allâh abadikan dalam al-Qur’an dalam surat al-Mâidah (Makanan yang terhidang di atas meja)

Kemudian Allâh mengancam kepada siapa di antara mereka yang mengingkari keesaan-Nya dan kenabian Isa setelah diturunkannya hidangan itu, akan ditimpakan adzab yang keras kepadanya, yang belum pernah Allâh timpakan kepada seorang pun dari seluruh makhluk yang ada. Kemudian hidangan tersebut benar-benar turun sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah.

Allah عزوجل berfirman;

قَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مُنَزِّلُهَا عَلَيْكُمْ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بَعْدُ مِنْكُمْ فَاِنِّيْٓ اُعَذِّبُهٗ عَذَابًا لَّآ اُعَذِّبُهٗٓ اَحَدًا مِّنَ الْعٰلَمِيْنَ ࣖ ١١٥

‘Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia”. (QS. Al-Maidah:3/115).

PELAJARAN DARI KISAH INI: 8

  1. Peringatan dari Allâh عزوجل untuk orang-orang yang beriman akan keadaan Hari Kiamat. Hari dimana para rasul saja akan di tanya oleh Allâh, apa lagi manusia yang kedudukannya jauh di bawah para nabi dan rasul.
  2. Allâh secara khusus menceritakan perkataannya kepada Nabi Isa putera Maryam sebagai bantahan untuk Yahudi dan Nashrani yang mana Yahudi menuduh Nabi Isa sebagai penyihir dan anak hasil zina, sedangkan Nashara mengklaim bahwa Isa adalah Tuhan atau anak Tuhan. Maka Allâh pun berbicara kepada Isa, sehingga bisa didengar oleh mereka Yahudi dan Nashara.
  3. Beratnya keadaan pada Hari Kiamat serta kesulitannya di hari itu sehingga para rasul pun merasa takut. Wajibnya menyiapkan diri untuk menghadapi Hari Kiamat itu dengan berbekal takwa kepada Allâh عزوجل .
  4. Penjelasan jeleknya keadaan orang Yahudi yang menolak kerasulan Isa dan buruknya keadaan orang Nashara yang berlebihan melampaui batas kepada Isa putra Maryam.
  5. Penjelasan akan penghormatan dan kemuliaan yang Allâh berikan kepada Nabi Isa putra Maryam berupa anugerah-Nya yang telah diberikan kepadanya dari keutamaan dan kenikmatan-Nya.
  6. Penetapan mukjizat yang dimiliki Nabi Isa عليه السلام .
  7. Berbicaranya Allâh kepada Nabi Isa عليه السلام ; kenikmatan yang Allâh berikan kepadanya, izin Allâh akan terwujudnya mukjizat-mukjizat itu; perlindungan-Nya dari kejahatan orang Yahudi serta doa permohonan Nabi Isa عليه السلام kepada Allâh عزوجل , semua itu menunjukkan bahwa Isa adalah seorang hamba dan utusan-Nya yang tidak mempunyai hak Uluhiyah sedikitpun. Sehingga hal ini membantah keyakinan orang-orang Yahudi yang mengingkari kerasulan Nabi Isa عليه السلام dan membantah orang Nashrani yang mengangkatnya sampai pada derajat ketuhanan padahal beliau adalah salah seorang hamba dari hamba-hamba Allâh عزوجل yang telah diberi kemuliaan. Wallahu ‘alam. [ ]

Footnote:

  1. Lihat QS.Al-Mâ’idah:109
  2. At-Tafsir al-Muyassar surat al-Maidah 110
  3. Qashash al Anbiya Libni Katsir, hlm 730-731
  4. At-Tafsir al-Muyassar surat al-Maidah 110
  5. Lihat QS. An nisa:157-158; al-Mâ’idah:116
  6. Shahih Tafsir Ibnu Katsir, Mushthafa al-Adawi, Dâr Fawâid, 1/689
  7. At-Tafsir al-Muyassar surat al-Maidah:112-114
  8. lihat Al-Mulakhash fî Tafsir al-Qur’an al-Karîm dan Aisarut Tafasir lij Jazairi tafsir surat al-Mâ’idah 110-115

Majalah As-Sunnah Edisi 07 / TAHUN XXIV / 1442 H / 2020 M

Tentang Penulis: Redaksi

Gambar Gravatar
Majalah As-Sunnah adalah majalah dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang terbit setiap awal bulan, insyaallah. Menyajikan materi – materi ilmiah berdasarkan pemahaman para salafush sholih, dari narasumber dan referensi yang terpercaya. Majalah As-Sunnah, pas dan pantas menjadi media kajian ilmiah keislaman Anda!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.