Beliau رحمه الله menjawab: Ibadah haji yang dilakukannya itu sah, jika dia masih berstatus sebagai seorang Muslim, hanya saja nilainya kurang. Dia harus bertaubat kepada Allâh سبحانه وتعالى dari semua perbuatan dosa yang dilakukannya, terutama saat melaksanakan ibadah haji di negeri yang aman sentausa ini. Barangsiapa bertaubat kepada Allâh سبحانه وتعالى , maka Allâh سبحانه وتعالى akan menerima taubatnya, sebagaimana firman-Nya:
وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allâh, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An-Nur:31)
Juga firman-Nya:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allâh dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, (QS. At-Tahrîm/66:8)
Taubat nasuha yaitu taubat yang mencakup:
- Tekad untuk berhenti dari semua perbuatan dosa dan berusaha menghindarinya dalam rangka mengagungkan Allâh سبحانه وتعالى dan karena takut terhadap siksa-Nya.
- Menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukannya
- Bertekad kuat untuk mengulangi perbuatan dosa tersebut.
Di antara penyempurna taubat yaitu mengembalikan semua yang diambil secara zhalim kepada yang berhak atau meminta agar dihalalkan.
Semoga Allâh سبحانه وتعالى memberikan taufiq dan menunjukkan kepada kaum Muslimin hal-hal yang bisa mendatangkan kebaikan hati dan perbuatan. Dan semoga Allâh سبحانه وتعالى menganugerahkan kepada kita semua kesempatan untuk bertaubat dengan taubat nasuha dari semua perbuatan dosa yang kita lakukan, karena sesuangguhnya Allâh سبحانه وتعالى Maha Pemurah.
(Fatâwâ al-Hajj Wal Umrati waz Ziyârah, hlm. 136).