PERHATIAN UNTUK MUSLIMAH

oleh -1104 Dilihat
oleh

Saudariku Muslimah …
Sesungguhnya seluruh alam ini, baik yang besar maupun yang kecil yang ada di dalamnya semua menuju kepada Allah, bertas­bih kepada-Nya (menyucikan-Nya), mengagungkan-Nya, dan bersujud kepada-Nya.
Berfirman Allah Ta’ala (yang artinya):
Dan tidak ada sesuatu-pun kecuali dia bertasbih kepada Allah dengan memuji-Nya. (Al-Isra’: 44)
Sesungguhnya semua mahluk yang telah diciptakan oleh Allah akan berhenti, menundukkan kepalanya, merendahkan diri kepada Allah, mengaku karunia yang dilimpahkan kepadanya.
Akan tetapi….masih banyak tersisa di alam ini makhluk yang kecil lagi rendah, diciptakan dari setetes air mani, tetapi tiba-tiba dia menjadi musuh (yang nyata). Ia berjalan di satu lembah, sedang alam seluruhnya berada di lembah lain. Dia tidak menta’ati Allah, tidak tunduk kepada-Nya, dan tidak bertasbih kepada-Nya, walaupun semua makhluk yang ada di sekitarnya tekun berdzikir dan bertasbih kepada Allah. Sesungguhnya makhluk ini adalah manusia yang bermaksiat kepada Allah .
Padahal Allah adalah Maha Besar, alangkah besar kesombongan-nya!
Allah Maha Besar, alangkah besar kebodohan-nya.
Allah Maha Besar, alangkah rendah dan hinanya dia ketika menyendiri di alam yang teratur ini.
Betapa sering taubat ditawarkan kepadanya, tetapi dia belum taubat,
betapa sering ditawarkan kepadanya untuk kembali,
tetapi ia dalam keadaan kabur dan lari dari Allah.
Betapa sering dita­warkan kepadanya agar “berdamai” dengan Tuan-nya (Allah),
tetapi ia belum mau berdamai, bahkan ia memalingkan kepalanya dengan sombong.
Saudariku Muslimah……………….
Sesungguhnya setan selalu berusaha menyesatkan manusia dan menghancurkan-nya dengan berbagai cara yaitu (di antaranya) dengan menghiasi kemaksiatan (dengan keinda­han) serta mengajak manusia untuk melakukan kemaksiatan tersebut agar ia (manusia) mendapat murka dan adzab Allah. Manusia baik laki-laki maupun perempuan secara umum kehendaknya lemah dalam menghadapi keinginan (buruknya) dan nafsu syahwatnya. Jika engkau (wahai saudariku…) melihat ada kelemahan dan kecondongan pada dirimu untuk melakukan maksiat, maka berhentilah sebentar sebelum engkau bermaksiat kepada Allah.  Dan pikirkanlah tentang dunia ini dengan segala kerendahannya, sedikit kenyataannya, banyak sia-sianya, dan cepat berakhirnya. Pikirkanlah tentang para penghuni dunia ini dan keasyikannya, yang mereka dalam keadaan mabuk kepadanya. Sungguh, dunia telah menyiksa mereka dengan berbagai siksaan, memberikan mereka minuman yang pahit, dan dunia telah menjadikan mereka sedikit tertawa banyak menangis.
Sebelum engkau bermaksiat kepada  Allah,…………..
Engkau harus Pikir­kan tentang akhirat, kekalnya, dan bahwa akhirat adalah kehidupan yang hakiki, negeri abadi, tempat berhentinya bepergian dan akhir perjalanan.
Sebelum engkau bermaksiat kepada  Allah,…………….
Engkau harus Pikir­kan tentang neraka, bahan bakarnya, perapiannya, kedalaman dasar­nya, kedahsyatan panasnya, dan besarnya adzab penghuninya….
Engkau juga harus pikirkan tentang penghuninya, yang berada dalam (kepanasan) yang sangat, diseret di atas wajah-wajah mereka, dan di neraka mereka seperti kayu bakar yang dinyalakan.
Sebelum engkau bermaksiat kepada  Allah, ………………………
Pikirkanlah surga dan segala yang telah Allah janjikan untuk orang-orang yang taat, yang belum pernah terlihat mata , terdengar oleh telinga dan juga belum pernah terlintas di hati manusia. Berupa kenikmatan yang abadi lagi mencukupi dan dengan berbagai puncak kenikmatan berupa makanan, minuman, pakaian, gambar-gambar, kebahagian dan kegembi­raan. Tidak akan menyepelekan surga kecuali manusia yang menda­patkan kerugian.
Saudariku Muslimah……..
Sebelum engkau bermaksiat kepada Allah, ingatlah…berapa lama engkau akan hidup di dunia ini? 60 tahun, 80 tahun, 100 tahun atau 1000 tahun? kemudian kematian. Setelah itu surga kenikmatan atau nereka jahim, kita mohon per­lindungan kepada Allah.
Ukhti Muslimah………..
Yakinlah dengan seyakin-yakinnya bahwa malaikat maut selain menuju orang lain, maka ia juga berjalan menuju kepadamu. Tidaklah kematian itu kecuali tinggal beberapa tahun saja atau beberapa hari atau bahkan beberapa saat lagi! Kemudian engkau akan sendirian di dalam kuburmu. Tidak ada harta… tidak ada teman. Karenanya…pikirkanlah kegelapan kubur, kesendiriannya, kesempitannya, kengeriannya,  kedahsya­tannya, awal kedatangan nya serta keras himpitannya.
Ingatlah hari kiamat, pada hari ditampakkan (semua amalan) kepada Allah, Ketika hati dipenuhi rasa takut, ketika engkau terpisah dari anakmu, ibumu, ayahmu, suamimu, dan saudaramu. Ingatlah segala kejadian itu beserta kedahsyatan…Ingatlah pada hari diletakannya mizan (timbangan catatan amal) dan lembaran-lembaran catatan amal beterbangan. Berapa banyak kesalahan, berapa banyak cacat di dalam buku amal-mu.
Pikirkanlah (seakan-akan) engkau berdiri di hadapan Dzat yang Maha Kuasa, yang Maha Besar, yang Maha Menjelaskan segala sesuatu menurut hakekat sebenarnya, yang engkau lari dari-Nya, padahal Dia memanggilmu tetapi engkau berpaling dari-Nya.
Pikirkan…(seakan) engkau berdiri sedangkan lembaran catatan amal di tanganmu, tidak men­inggalkan (segala dosa dan pahala) yang kecil dan besar kecuali telah dihitung.
Karenanya, dengan telapak kaki yang mana engkau mampu berdiri di hadapan-Nya?
Dengan mata yang mana engkau sang­gup melihat-Nya?
Dan dengan hati yang mana engkau manjawab ketika disodorkan (pertanyaan) kepadamu: “Hambaku, engkau telah meremeh­kan pengawasan-Ku terhadapmu?.
Bukankah Aku  (Allah) telah berbuat baik kepadamu, bukankah Aku telah memberimu kenikmatan? Tapi mengapa kau bermaksiat kepada-Ku padahal Aku (Allah) telah mem­berimu kenikmatan?”.
Ukhti Muslimah…………
Di sana masih ada para wanita yang berkay­akinan bahwa mereka diciptakan sia-sia (tanpa ada hikmah) dan mereka dibiarkan begitu saja (tanpa kewajiban). Sehingga kehidu­pan mereka hanya sia-sia dan permainan, pandangan meraka terselu­bungi oleh sesuatu, di telinga mereka ada sumbat dari menden­garkan petunjuk, mata-hati mereka buta, hati mereka terbalik, mata mereka tertutup dan hati mereka dibutakan. Engkau dapati di majlis-majlis mereka segala macam kemungkaran, dan engkau tidak akan mendapati al-Qur’an dan dzikrullah.
Mereka lari dari Allah, padahal mereka di hadapan Allah adalah budak-budak-Nya dan mereka berada dalam genggaman-Nya. Allah menyeru mereka tetapi mereka tidak mau memenuhi seruan-Nya. Bahkan mereka penuhi seruan setan, seruan keinginan-keinginan buruk mereka dan seruan hawa nafsu mereka. Bagaimana mungkin mereka penuhi seruan/ajakan setan sedang mereka meninggalkan seruan Allah. Ke mana perginya akal sehat mereka?
Allah Ta’alla berfirman yang artinya:
Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah  hati yang ada di dalam dada.
(al-Hajji: 46)
(Keburukan) apa yang telah Allah berikan kepada mereka, hingga mereka bermaksiat kepada Allah dan tidak mau menaati-Nya?
Bukankah Allah telah ciptakan mereka?
Bukankah Allah telah men­beri rezeki kepada mereka?
Bukankah Allah telah menjaga harta dan badan mereka?
Apakah mimpinya seorang yang bermimpi telah menipu mereka?
Ataukah mereka tertipu kemulian seorang yang mulia?
Tidakkah mereka takut jika kematian mendatangi mereka, sedang mereka masih berkutat dengan kemaksiatan-kemaksiatan mereka?
Allah Ta’alla berfirman yang artinya:
Apakah mereka merasa aman dari tipu daya Allah, tidak akan merasa aman dari tipu daya    Allah kecuali orang-orang yang merugi.
(Al-A’raf:99)
Maka wahai saudariku Muslimah………………..
Hendaklah engkau benar-benar berhati-hati, jangan sampai menjadi seperti wanita-wanita terse­but. Menjauhlah engkau dari mereka, dan beramalah sesuai dengan tujuan engkau diciptakan. Demi  Allah, sesungguhnya engkau dicip­takan untuk perkara yang besar (ibadah). Allah Ta’alla berfirman yang artinya:
Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku  (adz-Dzariyat: : 56)
Mereka telah mempersiapkan suatu perkara untukmu, seandainya engkau memahaminya. Maka jagalah dirimu, jangan sampai dilepas berkeliaran.
Ukhti Muslimah…
Wahai orang yang bermaksiat kepada Allah, kembalilah kepada Rabb-mu dan takutlah kepada api neraka, takutlah neraka Sa’ir. Sesungguhnya (akan kau temui) di depanmu kedahsyatan-kedahsyatan dan kesulitan-kesulitan.
Sesungguhnya di depanmu ada neraka Jahim dan adzab yang pedih. Sesungguhnya di depan ada ular (yang siap mematukmu sebagai adzab) dan segala perkara-perkara yang dahsyat. Demi Allah yang tiada Ilah yang haq selain-Nya, berbagai nyan­yian, sinetron-sinetron dan hal-hal remeh lainnya tidak akan mendatangkan manfaat buatmu. Demikian juga segala cerita dan sandiwara-sandiwara, tidak akan berguna untukmu. Keluarga dan anak-anak juga tidak akan memberikan manfaat kepadamu. Saudari-saudari dan teman-temanmu tidak akan memberi manfaat kepadamu. Juga segala baju, model-model, permata-permata, dan perhiasan-perhiasan  tidak akan memberi manfaat kepadamu. Yang akan member­ikan manfaat kepadamu hanyalah seluruh kebaikan dan amalan shalih setelah mendapat rahmat Rabb langit dan bumi.
Ukhti Muslimah…
Demi Allah tidaklah aku menulis semua perkara ini kecuali karena rasa takutku terhadap wajah-wajah yang putih akan berubah menjadi hitam pada hari kiamat. Aku khawatir wajah yang bercahaya ini akan berubah menjadi gelap, tubuh yang segar ini akan dibakar api neraka. Maka mandilah dengar air taubat. Berwudhulah dengan air wudhu’ rujuk (kembali dari yang bathil menuju yang haq). Ketahuilah bahwa orang-orang yang jelek dan rusak selalu mengin­taimu, mereka ingin agar engkau melepas hijab dan meninggikan pakaian-mu. Mereka ingin engkau terbuka di pasar-pasar, mereka juga ingin engkau berakhlaq buruk dan jelek. Karena itu, selisi­hilah sangkaan orang-orang yang lemah akal itu. Berpeganglah dengan agamamu, kemulianmu dan hijabmu. Sesungguhnya dunia itu hanya bayang-bayang yang mengelincirkan, sedang akhirat adalah kampung keabadian.
Yakinlah, bahwa engkau tidak akan pernah menyesal atas semua itu selamanya. Bahkan justeru sebaliknya, engkau akan bahagia dengan idzin Allah.
Dan janganlah sekali-kali, jangan engkau ragu dan menunda semua itu.
Sesungguhnya aku -demi Allah- hanya ingin menasehatimu.
Majalah As-Sunnah Edisi 09 Tahun IV 1421H-2000.
(Diterjemahkan dari sebuah buletin dari Riyadh, oleh Retno Ishmah Widiastuti).