Semua orang sudah tentu mengetahui bahwa tidur mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan. Ini merupakan satu kehendak dan ketetapan Allah – Subhanahu wa ta’ala- pada kehidupan makhlukNya di bumi. Tak hanya manusia, hewan dan tanaman pun memperlihatkan irama kehidupan yang sesuai dalam siklus 24 jam
Mekanisme tidur secara medis.
Tidur merupakan bentuk keadaan yang berhubungan dengan saraf-saraf pusat dan dihubungkan dengan keadaan “awas-waspada” yaitu pusat tidur dan pusat penggugah (bangun) dalam otak. Jadi susunan saraf tetap aktif mengadakan sinkronisasi dan desinkronisasi kegiatan saraf dalam tahapan-tahapan tidur.
Tahap tidur pertama sesuai dengan keadaan dimana seseorang baru saja terlena. Seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata menutupi mata dan kedua bola mata bergerak bolak-balik ke dua arah samping. Dalam Elektroenchephalography (EEG) menunjukkan penurunan voltase dan frekuensi gelombang. Keadaan tidur masuk tahap ke dua di sini aka muncul sleep spindles (gelombang tidur). Bola mata akan berhenti bergerak, tetapi tonus otot masih terpelihara. Pada tahap tidur ke tiga, frekuensi akan lebih rendah lagi dengan sekali-kali muncul sleep spindles. Tahap tidur ke empat, EEG menunjukkan irama gelombang lambat tanpa muncul sleep spindles. Keadaan fisik pada tahap tidur ketiga dan ke empat ialah lemah[1]lunglai karena tonus otot lenyap secara menyeluruh. Pada tahap kelima, tonus otot meninggi kembali terutama otot-otot rahang bawah. Bahkan otot-otot anggota gerak dan badan berkejang. Bola mata bergerak-gerak kembali dengan kecepatan yang lebih tinggi. Tahap kelima ini disebut REMS (Rapid Eye Movement Sleep). Sifat tidur ini nyenyak sekali, tetapi sifat fisiknya dicerminkan oleh gerakan kedua bola mata yang sangat aktif. Tahap ke empat disebut NREMS (Non Rapid Eye Movement Sleep) karena gerakan kedua bola mata cenderung tak aktif.
Pada orang dewasa, tujuh jam sudah mencukupi, tetapi tergantung juga kebiasaan yang membekas semasa perkembangan menjelang dewasa. Untuk anak-anak, tidur minimal 8 jam dan kebiasaan rata-rata mencukupi selama 10-12 jam.
Selama tidur malam dengan rata-rata 7-8, kedua macam tahapan tidur (REMS , NREMS) bergantian 4- 6 kali.
Apabila seseorang kurang cukup menjalani tidur jenis REMS, maka esok harinya ia akan menunjukkan kecenderungan hiperaktif, kurang dapat mengendalikan diri dan emosinya, nafsu makan serta birahinya menjadi lebih besar. Di pihak lain, jika NREMS kurang cukup, esok harinya keadaan fisik menjadi kurang gesit. Mimpi bisa timbul dalam masa REMS (tahap 1-4).
Gangguan-gangguan selama tidur:
Seseorang yang sehat dan secara materi tercukupi, tempat tidur mewah, hidangan serba ada dan mahal, tetapi ia bisa mengeluh tidak bahagia karena ia tidak bisa tidur. Meskipun seseorang bisa tidur, namun ada juga keluhan merasa tidak nikmat dan tenang di saat bangun tidur.
Kita bisa menikmati tidur, tentunya disaat tidur tak ada gangguan yang menggelisahkan secara fisik maupun psikis dan tatkala bangun terasa segar serta hilang kepenatan di tubuh. Beberapa gangguan tidur, di antaranya adalah:
Hipersomnia (tidur yang berlebihan).
Keadaan tidur berlebihan ini merupakan tanda adanya suatu penyakit fisik yang mengawali sebelumnya. Di antaranya diabetes mellitus (DM). Sudah biasa penderita DM mengeluh badannya lesu sekali, dimana saja bisa tertidur, sambil duduk pun bisa terlena, namun gejala lain yang menyertai hipersomnia DM ini selalu ada yaitu sering kencing, rasa haus, badan lesu-letih dsb. Keadaan penyakit lain adalah penyakit pada paru-paru, penyakit lever/hepar yang menjurus ke arah koma, penyakit gagal ginjal mendekati tahap akhir karena adanya letargia . Hipersomnia juga terjadi pada penyakit di lokasi otak yaitu radang otak dan tumor otak. Penyakit di otak menyebabkan kelambanan gerakan dan pikiran serta penumpulan semangat serta inisiatif, sehingga seseorang dengan kelainan di otak akan mudah tertidur.
Hal lain yang lebih penting dari tidur berlebihan ini, bisa merupakan satu penyakit jiwa yaitu kemalasan. Kondisi ini juga menimpa pada orang-orang pecandu minuman keras dan narkoba (Narkotika dan obat-obat terlarang), apalagi yang overdosis berat, tidurnya sudah mendekati koma.
Norkolepsia
Bentuk gangguan tidur ini, yaitu keadaan seseorang tiba-tiba dapat tertidur, pada setiap saat ia mendapatkan serangan tidur. Contohnya seorang ibu bisa mengakui kalau anaknya tiba-tiba sering tertidur di bangku sekolah.
Serangan norkolepsia dapat membahayakan penderita jika serangan terjadi pada waktu mengendarai mobil (motor) atau sedang berada ditempat yang berbahaya misalnya dengan alat-alat yang berputar di tempat tinggi dsb.
Apabila diketahui menderita ini, sebaiknya seseorang pindah dari pekerjaan yang beresiko terhadap tubuhnya. Latar belakang trauma kepala, tumor otak dan gangguan di pusat yang mengatur siklus tidur bisa menimbulkan serangan ini.
Insomnia
Insomnia bisa diartikan seseorang sulit tidur atau seseorang bisa tidur tetapi tidak menikmatinya. Seperti halnya hipersomnia, gejala insomnia ini bisa diakibatkan karena kedua penyakit fisik, misalnya sesak nafas karena asma, penyakit panas tinggi, diare, perasaan ngeri yang luar biasa sehingga memutuskan masa kesinambungan selama tidur.
Namun kebanyakan penyebab terpenting dari insomnia adalah gangguan kejiwaan, akan tetapi ada juga jenis primer yaitu sejak kecil memang sulit tidur.
Orang-orang dengan kepribadian psikoneurotis (cenderung cemas), mereka mempunyai banyak problem / masalah dengan disertai keluhan sakit kepala, pusing, dada berdebar, perut kembung, badan pegal dsb. Pikiran yang mengganggu bisa terbawa menjelang tidur, lebih-lebih kalau mereka mengalami ketegangan karena adanya persoalan yang terjadi saat hendak tidur, sehingga bisa terbayang-bayang dan terbawa ke dalam tidur, kadang dengan manifestasi mimpi. Impian ini sering dituturkan dengan impian yang menakutkan dan seram (pavor nokturnus) misalnya dikejar-kejar orang, jatuh ke jurang dll sehingga waktu bangun tidur dirasakan letih dan penat.
Mengigau
Mengigau (nglindur -bs jawa) atau berbicara dalam keadaan tidur sering berkaitan dengan mimpi dan sering dengan impian yang seram-seram. Begitu juga mengigau dapat berhubungan dengan keadaan berjalan-jalan dalam kondisi tidur (somnabulisma). Hal lain bisa dijumpai yaitu perbuatan-perbuatan dalam keadaan tidur yang mempunyai arti dan tujuan, misalnya membereskan baju atau buku, membuka pintu kemudian tidur kembali. Terkadang orang teserbut bisa mengingat kembali saat bangun tidur.
Secara medis, mengigau tidak ada sama sekali latar belakang gangguan di tubuh baik fisik maupum psikisnya. Hanya keadaan ini mengganggu kenikmatan tidur.
Gangguan lainnya.
Gangguan tidur lainnya, perasaan lumpuh seluruh tubuh (paralysis nokturunus/tindihan) dapat dialami seseorang yang sedang tidur. Perasaan itu dirasakan sebagai kenyataan dan menimbulkan kekuatiran dan ketakutan. Segala daya-upaya (imajinasi dalam keadaan tidur) untuk menggerakkan anggota badan tidak berhasil. Tetapi tidak lama kemudian ia bangun dan merasa lega, karena dapat menggerakkan tubuh secara bebas. Saat kapan ia masih dalam keadaan tidur dan kapan ia sudah sadar, sukar diingat kembali.
Pada umumnya, perasaan lumpuh total seluruh tubuh menghilang serentak pada waktu mata dapat dibuka
Gangguan lain pada saat seseorang tertidur yaitu kejang sejenak. Perasaan lumpuh seluruh tubuh dan kejang sejenak ini bukan merupakan suatu penyakit karena merupakan fenomena fisiologik
Mengatasi gangguan tidur.
Tidak ada pengobatan khusus untuk mengatasi gangguan-gangguan tidur. Gangguan-gangguan tidur yang dilatarbelakangi suatu penyakit fisik, sudah tentu, terlebih dahulu penyakit-penyakit tersebut dengan suatu pengobatan. Dengan demikian, ketenangan dan kenikmatan saat tidur akan mengikutinya, selama penyakit tersebut membaik.
Adapun gangguan tidur akibat kondisi psikis/mental seseorang, kita kembalikan sepenuhnya kepada diri sendiri bagaimana mengelola kepribadian masing-masing. Beberapa hal bisa dijalankan untuk mencegah gangguan tidur. Di antaranya:
– Hindari rasa cemas ,kuatir dan was-was. Semua problem serahkan kepada Allah, sebagai penyelesai terbaik, melalui doa dan dzikir.
– Usahakan segera cari solusi terbaik dari masalah yang menimpa dan lupakan sementara saat menjelang tidur.
– Buang sifat kemalasan, dan carilah aktifitas yang bermanfaat
– Hindari pemakaian obat tidur, penenang, lebih-lebih jenis obat[1]obat narkoba yang yang bersifat aditif (ketagihan/ketergantung an). Juga hindari minuman berkafein yang dikonsumsi sebelum tidur.
– Apabila suka mengigau ataupun sering terjadi gangguan paralysis Nokturnus dan jenis gangguan tidur lainnya, usahakan tubuh tidak mengalami kelelahan sebelum tidur. Istirahat dan makanlah yang cukup. Dianjurkan untuk mensuplai multivitamin sebelum tidur.
– Mengerjakan amalan-amalan sunnah yang berkaitan dengan tidur, salah satu di antaranya: Berwudhu sebagaimana wudhu dalam sholat, tidur pada sisi kanan dan membaca doa sebelum tidur, dengan diikuti bacaan ayat Kursi (QS. Al Baqarah: 255), sehingga Allah senantiasa menjaganya dan setan tidak akan mendekati hingga pagi hari, atau menyatukan kedua telapak tangan lalu ditiup, kemudian dibacakan surat Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Nass, kemudian dua tangan mengusap seluruh anggota badan, sebatas yang dapat dijangkau, dimulai dari kepala dan wajah hingga bagian depan badan dan seterusnya. Lakukan sebanyak tiga kali (HR. Bukhari Muslim).
Apabila bermimpi buruk, lakukan amalan sebagai berikut:
Meludah tipis ke sebelah kiri sebanyak 3x, membaca ta’awwudz dan rubahlah posisi tidur. (HR. Muslim).
Jika masih bermimpi hal yang demikian, maka bangun dan kerjakan sholat (HR. At Tirmidzi) Mimpi yang jelek jangan diceritakan kepada siapapun. Begitu pula dengan mimpi yang baik, jangan diceritakan kepada siapapun kecuali orang yang disayangi (misalnya, orang tua).
Diriwayatkan dalam hadits Bukhari dan Muslim, bahwa ketika tidur, maka setan mengikatmu dengan tiga ikatan. Tiap ikatan tersebut dibisikkan : ‘Tidurlah! Malam masih panjang’. Oleh karena itu, lepaskanlah tiga ikatan tersebut dengan cara:
- Bangunlah dengan membaca doa, maka satu ikatan akan terlepas
- Lalu berwudhulah, maka satu ikatan akan terlepas
- Kemudian sholatlah, maka satu ikatan lagi akan terlepas.
Tatkala engkau telah melakukan hal tersebut, maka engkau akan menjalani hidup di pagi hari dalam keadaan bersemangat dan jiwa yang baik. (dr. Ira Enjang Ummu Izzah)
Sumber:
– Sidarta, P, Neurologi Klinis dalam praktek umum
– Abu Luthfiyah, Inilah Doa dan Dzikir Sehari-hari, Pustaka Ibnu Katsir, 2004.
Majalah As-Sunnah / Baituna Edisi 09/Tahun IX/1426H/2005M