Wuhaib bin Al-Ward Al-Qurasy dan pesan penting tentang Ibadah

oleh -1306 Dilihat
oleh

Nasab Wuhaib bin al-Ward Al-Qurasyi رحمه الله

Ia seorang ahli ibadah yang rabbani. Hidup pada abad ke-2 H. Ia adalah Wuhaib bin al-Ward bin Abil Ward al-Qurasyi Abu ‘Utsmân atau Abu Umayyah al-Makki, maula Bani Makhzûm. Ia merupakan saudara ‘Abdul Jabbâr bin al-Ward. 2

Wuhaib bin al-Ward Al-Qurasyi رحمه الله dan Ilmu Agama

Wuhaib bin al-Ward رحمه الله belajar dari sejumlah guru, di antara mereka adalah al-Hasan bin Katsîr, Humaid bin Qais al-A’raj, Sufyân ats-Tsauri, ‘Uthârid salah satu murid Ibnu ‘Umar z , dan lain-lain. Adapun murid-murid beliau, ‘Abdullâh bin al-Mubârak, ‘Abdur Razzâq bin Hammâm, Fudhail bin ‘Iyâdh rahimahumullâh. Tentang beliau, Imam Yahya bin Ma’în menilai Wuhaib bin al-Ward seorang tsiqah. 3

Pujian-pujian Ulama terhadap Ibadah Wuhaib bin al-Ward رحمه الله

Imam Ibnu Hibbân رحمه الله , penulis kitab ats-Tsiqât setelah memasukkan nama beliau dalam kategori orang-orang tsiqah berkata, “Ia dahulu termasuk ahli ibadah yang melepaskan diri dari dunia dan bersemangat lomba dalam mencari akhirat”. Idris bin Muhammad ar-Rûdzi berkata, “Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih tekun dalam beribadah daripadanya (Wuhaib bin al-Ward)”

Wuhaib bin al-Ward رحمه الله dan Hakikat Zuhud

Wuhaib bin al-Ward رحمه الله berkata tentang hakikat Zuhud :

الزُّهْدُ فِيْ الدُّنْيَا أَنْ لَا تَأْسَى عَلَى مَافَاتَكَ مِنْهَا وَلَا تَفْرَحْ بِمَا أَتَاكَ مِنْهَا

“Zuhud di dunia itu, engkau tidak bersedih terhadap dunia yang lepas darimu dan engkau tidak bergembira dengan dunia yang Allâh berikan kepadamu”.

Beberapa Petuah Wuhaib bin al-Ward رحمه الله terkait ibadah:

Telah disebutkan di muka, popularitas Wuhaib bin al-Ward رحمه الله sebagai ahli ibadah. Tentang kecintaannya terhadap ibadah, beliau رحمه الله berkata, “Demi Allâh, sungguh ia (ibadah) itu lebih manis bagiku dari madu”.

Maka, beliau mendorong siapapun untuk menjadi terdepan dalam beribadah kepada Allâh k . Beliau berkata, “

إِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ لَا يَسْبِقَكَ إِلَى اللَّهِ أَحَدٌ فَافْعَلْ

“Jika engkau mampu agar tidak ada seorang pun mendahuluimu menuju Allâh k, maka lakukanlah”.4

Dari Abdullah bin al-Mubârak, ada pertanyaan disampaikan kepada Wuhaib bin al-Ward, “Apakah orang akan mendapatkan kelezatan beribadah orang yang bermaksiat kepada Allâh?”. Ia menjawab, “Tidak, bahkan orang yang baru berniat untuk bermaksiat sekalipun (tidak mendapatkannya)”.5

Beliau رحمه الله juga mengingatkan tentang pentingnya kualitas ibadah yang sesuai dengan petunjuk syariat:

“Janganlah pikiran seseorang dari kalian amalan yang banyak. Akan tetapi, hendaknya pikirannya fokus pada mengerjakan amalan dengan sebaik-baiknya dan melakukannya dengan sebagus-bagusnya. Sebab, seorang hamba bisa saja ia tengah mengerjakan shalat, namun ia sedang bermaksiat kepada Allâh k dalam shalatnya. Mungkin saja seseorang tengah berpuasa, namun ia berpuasa dengan bermaksiat kepada Allâh k dalam puasanya”.6

Wuhaib bin al-Ward رحمه الله Wafat

Ulama menyatakan bahwa Wuhaib bin al-Ward رحمه الله wafat pada tahun 153 H. Itulah sekilas tentang Wuhaib bin al-Ward رحمه الله yang dikenal sebagai ahli ibadah dan memiliki mutiara-mutiara kata yang sangat bermanfaat bagi seorang Muslim untuk bersemangat dalam beribadah, mengecilkan dunia dari hatinya dan memperhatikan kualitas ibadah yang dikerjakan. Maka, tak mengherankan bila Wuhaib bin al-Ward رحمه الله dipandang sebagai seorang tabib, melalui Mutiara-mutiara katanya dan nasehat-nasehatnya oleh Imam Sufyân ats-Tsauri رحمه الله .

Disebutkan, Imam Sufyân ats-Tsauri رحمه الله bila menyampaikan riwayat hadits kepada manusia di Masjidil Haram dan selesai darinya, beliau berkata, “Ayo kita beranjak menuju sang tabib, (yaitu Wuhaib bin Al-Ward)”.7

Semoga Allâh k merahmati Wuhaib bin al-Ward رحمه الله dan menjadikan kita orang-orang yang memperoleh manfaat dari pesan-pesan moral dan nasehat beliau, sehingga bertambah bersemangat dalam beribadah dan memperhatikan kualitasnya, teruatama pada bulan Ramadhân. Amin.

Ustadz Abu Minhal. Lc.

 

2 Tahdzîbul Kamâl 31/169.

3 Tahdzîbul Asmâ wal Lughât 2/149.

4 Tahdzîbul Kamâl 31/172.

5 Siyaru A’lâmin Nubalâ 7/199.

6 Shifatu ash-Shafwah hlm.381.

7 Shifatu ash-Shahwah hlm.379

 

 

Tentang Penulis: Redaksi

Majalah As-Sunnah adalah majalah dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang terbit setiap awal bulan, insyaallah. Menyajikan materi – materi ilmiah berdasarkan pemahaman para salafush sholih, dari narasumber dan referensi yang terpercaya. Majalah As-Sunnah, pas dan pantas menjadi media kajian ilmiah keislaman Anda!