Pertanyaan. “Bagaimanakah petunjuk Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menjenguk orang yang sedang sakit?” Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjawab[1]: Dahulu,

مِنْ قَوَاعِدِ القُرْآنِ أَنَّهُ يَسْتَدِلُّ بِالْأَقْوَالِ وَالْأَفْعَالِ عَلَى مَا صَدَرَتْ عَنْهُ مِنْهُ مِنَ الأَخْلاَقِ وَالصِّفَاتِ Diantara kaidah Qur’an yaitu menjadikan perkataan dan

“Ustadz, banyak saudara kita yang fanatik terhadap salah satu imam madzhab; menyangka bahwa bila kita tidak mengikuti atau tidak fanatik terhadap salah

أَللهُمَّ إِنِّ أَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فىِ الْأَمْرِ وَالْعَزِيمَةَ عَلَى الرُّشْدِ وَأَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ وَأَسْأَلُكَ حُسْنَ عِبَادَتِكَ وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيْمًا وَأَسْأَلُكَ لِسَانًا صَادِقًا وَأَسْأَلُكَ

Sebagai seorang Muslim, kita sudah bersyahadat, memberi persaksian, bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allâh dan Muhammad itu adalah hamba dan