Semua orang yang beriman kepada Allâh Ta’alla dan hari akhir pasti berharap agar dimasukkan ke dalam surga. Tempat yang penuh dengan kenikmatan abadi yang tidak membosankan dan tidak diselingi kesusahan atau penderitaan, sebagaimana di dunia. Tempat yang hanya disediakan untuk orang yang beriman kepada Allâh dan Rasul-Nya. Allâh Ta’alla berfirman:
سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا بِاللهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ وَاللهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabbmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allâh dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allâh, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allâh mempunyai karunia yang besar. (QS. Al-Hadîd/57: 21)
Tempat yang berisi kenikmatan yang tidak pernah diketahui dan belum pernah dirasakan manusia. Rasûlullâh ﷺ bersabda:
يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ ذُخْرًا بَلْهَ مَا أُطْلِعْتُمْ عَلَيْهِ
Allâh عزوجل berfirman, “Aku telah persiapkan untuk para hamba-Ku yang shalih sebagai simpanan sesuatu yang tidak pernah terlihat terlihat mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia, balha (tinggalkan atau selain)1 apa yang sudah diperlihatkan kepada kalian. Kemudian Beliau ﷺ membaca firman Allâh Ta’alla :
فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّاأُخْفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَآءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan. (QS. As-Sajdah/32:17) (HR. Al-Bukhâri)
Itulah sebagian dari diskripsi kenikmatan surga. Tidak mengherankan, jikalau seorang yang beriman kepada Allâh dan hari akhir sangat merindukan kehidupan surga. Akhirnya, semoga Allâh Taalla menjadikan kita termasuk para hamba-Nya yang dipersilahkan memasuki surga dari pintu mana saja, sebagaimana dijelaskan oleh Rasûlullâh ﷺ dalam sabdanya:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ أَوْ فَيُسْبِغُ الْوُضُوْءَ ثُمَّ يَقُوْلُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ.
Tidaklah ada salah seorang dari kalian yang berwudhu, lalu ia melebihkan atau menyempurnakan wudhunya lalu ia membaca (doa): aku bersaksi tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allâh dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, melainkan akan dibukakan delapan pintu surga baginya, ia masuk melalui pintu yang ia kehendaki.” (HR. Muslim, no.234)
Atau para hamba yang dipersilahkan masuk melalui pintu tertentu, sebagaimana juga dijelaskan oleh Rasûlullâh ﷺ :
مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ ، فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ
Barang siapa membelanjakan dua barang dari hartanya di jalan Allâh, maka akan dipanggil dari pintu-pintu surga. Surga itu memiliki pintu -pintu. Barang siapa tekun dalam shalat, maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Dan barang siapa terbiasa bersedekah, maka akan dipanggil dari pintu sedekah. Barang siapa termasuk ikut serta dalam jihad, maka akan dipanggil dari pintu jihad. Dan barang siapa berpuasa maka akan dipanggil dari pintu Rayyan. (HR. Al-Bukhâri, no.1897 dan Muslim no. 1027)
Footnote:
Ada yang mengatakan, “selain apa yang telah diperlihatkan kepada kalian.”