Bentuk Kecintaan Kepada Muslimin

oleh -1361 Dilihat
oleh

Seorang Muslim wajib memperlakukan saudaranya seiman dengan istimewa. Sebab, walaupun tidak ada hubungan darah, Islam telah menetapkan adanya hubungan persaudaraan yang kuat antar sesama Muslim. Ia memberikan kesetiaan murninya hanya kepada Muslim lain. Persoalan ini bahkan termasuk aqidah seorang Muslim yang harus ia yakini, yang lazim dikenal dengan istilah walâ’ dalam syariat Islam.

Allah سبحانه وتعالى mewajibkan walâ‘ dan mencintai kaum Mukminin. Allah سبحانه وتعالى berfirman:

﴿اِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوا الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَهُمْ رٰكِعُوْنَ ٥٥ وَمَنْ يَّتَوَلَّ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَاِنَّ حِزْبَ اللّٰهِ هُمُ الْغٰلِبُوْنَ ࣖ ٥٦ ﴾

Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang. (Qs al-Mâidah/5:55-56).

Dengan demikian, seorang Muslim tidak boleh menaruh kecintaan kepada orang kafir. Sebab, kekufuran sangat dibenci oleh Allah سبحانه وتعالى Dan seorang Muslim dituntut untuk membenci hal-hal yang dibenci oleh Allah سبحانه وتعالى .

Berikut ini, kami kutipkan keterangan Syaikh Shâleh al-Fauzân hafizhahullah mengenai kewajiban-kewajiban seorang Muslim kepada sesama Muslim dalam kitab Muhâdharât Fil ‘Aqîdah Wad Da’wah, Dârul ‘Ashimah Cet. I Tahun 1422 H. (Redaksi).

  1. Hijrah ke negeri kaum Muslimin dan meninggalkan negeri kaum kafir

Hijrah di sini bermakna pindah dari negeri kafir ke negeri kaum Muslimin dalam rangka menyelamatkan aqidah. Hijrah dengan pengertian demikian tetap berlangsung sampai hari Kiamat. Rasulullah ﷺ telah berlepas diri dari seorang Muslim yang bermukim di tengah-tengah masyarakat kafir. Maka, hukum bermukim di negeri kafir haram bagi seorang Muslim, kecuali ia tidak mampu berhijrah, atau keberadaannya di sana mengandung kemaslahatan bagi Islam. Misalnya, bergerak dalam bidang dakwah dan menyebarkan Islam. Allah سبحانه وتعالى berfirman:

﴿ اِنَّ الَّذِيْنَ تَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ ظَالِمِيْٓ اَنْفُسِهِمْ قَالُوْا فِيْمَ كُنْتُمْ ۗ قَالُوْا كُنَّا مُسْتَضْعَفِيْنَ فِى الْاَرْضِۗ قَالُوْٓا اَلَمْ تَكُنْ اَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوْا فِيْهَا ۗ فَاُولٰۤىِٕكَ مَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ ۗ وَسَاۤءَتْ مَصِيْرًاۙ ٩٧ اِلَّا الْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاۤءِ وَالْوِلْدَانِ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ حِيْلَةً وَّلَا يَهْتَدُوْنَ سَبِيْلًاۙ ٩٨ فَاُولٰۤىِٕكَ عَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّعْفُوَ عَنْهُمْ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَفُوًّا غَفُوْرًا ٩٩ ﴾

Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, malaikat bertanya (kepada mereka): ”Dalam keadaan bagaimana kamu ini”. Mereka menjawab:”Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)”. Para malaikat berkata:”Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah dibumi itu”. Orang-orang itu tempatnya di neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), Mereka itu, mudah-mudahan Allah mema’afkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (Qs an-Nisâ/4:97-99).

  1. Membantu dan menolong kaum Muslimin

Maksudnya, menjadi kewajiban seorang Muslim membantu kaum Muslimin. Bantuan ini mencakup segala bantuan dalam bentuk jiwa, harta, lisan guna mewujudkan kebaikan bagi mereka dalam hal agama dan dunia. Allah سبحانه وتعالى berfirman:

﴿ وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۘ ٧١ ﴾

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. (Qs. At-Taubah/9: 71).

Allah سبحانه وتعالى berfirman:

﴿ وَاِنِ اسْتَنْصَرُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ اِلَّا عَلٰى قَوْمٍۢ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِّيْثَاقٌۗ  ﴾

(Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. (Qs al-Anfâl/8: 72).

  1. Berduka atas kesedihan kaum Muslimin dan bergembira atas kegembiraan mereka

Nabi ﷺ bersabda:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِيْ تَوادِّهِمْ وَتَراحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالحُمَّى

Permisalan kaum Mukminin dalam kecintaan, kasih sayang dan sikap empati mereka seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuhnya sakit maka menyebabkan seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam. (Muttafaqun ‘alahi).

Beliau juga bersabda:

إِنَّ المُؤْمِنْ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ

 Sesungguhnya seorang Mukmin terhadap Mukmin lainnya laksana bangunan yang sebagiannya menguatkan sebagian lainnya dan beliau menautkan jari-jemarinya. (Muttafaqun ‘alahi).

  1. Mencintai kebaikan bagi mereka, tidak menipu atau memperdayai

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai mau mencintai sesuatu bagi saudaranya (seiman) hal-hal yang ia sukai bagi diri sendiri. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Rasulullah ﷺ bersabda:

المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ، التقوَى هَاهُنَا بِحَسَبِ امْرِئٍ مِنْ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ

Seorang Muslim adalah saudara Muslim lainnya, tidak boleh berbuat aniaya, membiarkan tanpa pertolongan atau merendahkannya. Ketakwaan ada di sini (dada). Bila seorang Muslim merendahkan saudaranya yang beragama Muslim itu sudah berarti ia telah berbuat kejelekan…

  1. Menjaga kehormatan kaum Muslimin, tidak menjelek-jelekkan maupun merendahkan mereka

Allah سبحانه وتعالى berfirman:

﴿ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ١١ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ١٢ ﴾

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan)dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Qs al-Hujurât/49:11-12).

  1. Merasa Senasib sepenanggungan bersama kaum Muslimin dalam keadaan senang dan susah

 Sifat ini membedakan kaum Muslimin dari orang-orang munafik. Mereka ini (orang-orang munafik) hanya mendekati kaum Muslimin dalam keadaan senang saja. Akan tetapi, meninggalkan kaum Muslimin ketika dalam keadaan susah. Allah سبحانه وتعالى berfirman:

﴿ ۨالَّذِيْنَ يَتَرَبَّصُوْنَ بِكُمْۗ فَاِنْ كَانَ لَكُمْ فَتْحٌ مِّنَ اللّٰهِ قَالُوْٓا اَلَمْ نَكُنْ مَّعَكُمْ ۖ وَاِنْ كَانَ لِلْكٰفِرِيْنَ نَصِيْبٌ قَالُوْٓا اَلَمْ نَسْتَحْوِذْ عَلَيْكُمْ وَنَمْنَعْكُمْ مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ۗ ١٤١ ﴾

(yaitu) orang-orang yang menunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah, mereka berkata:”Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu” Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata:”Bukankah kami turut memenangkan kamu, dan membela kamu dari orang-orang mu’min”. (Qs an-Nisâ/4:141).

  1. Menjalin kunjungan dan senang untuk berjumpa serta berkumpul dengan kaum Muslimin

Dalam hadits qudsi disebutkan :

وَجِبَتْ مَحَبَّتِيْ لِلْمُتَزَاوِرِيْنَ فِيَّ

Cinta-Ku pasti diperuntukkan bagi orang-orang yang saling berkunjung karena-Ku. (HR. Mâlik dan Ahmad).

Dalam hadits lain:

أَنَّ رَجُلًا زَارَ أَخًا لَهُ فِيْ قَرْيَةٍ أُخْرَى فَأَرْصَدَ اللَّهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجِتِهِ مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ أَيْنَ تُرِيْدُ؟ قَالَ أُرِيْدُ أَخًا لِيْ فِيْ هَذِهِ القَرْيَةِ. قَالَ: هَل لَكَ عَلِيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا؟ قَال: لَا، غَيْرَ اَنِّيْ أَحْبَبْتُهُ فِيْ اللَّهِ عَزَّوَجَلَّ. قَالَ : فَإِنِّيْ رَسُوْلُ اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيْهِ.

Sesungguhnya seorang telah mengunjungi saudaranya di daerah lainnya, lalu Allah l menempatkan seorang malaikat di jalan masuk daerah tersebut. Ketika berjumpa, sang malaikat bertanya: “Mau kemana?” Ia menjawab: “Saya ingin mengunjungi saudara saya di daerah ini”. Malaikat tersebut bertanya lagi: “Apakah kamu memiliki kepentingan yang diinginkan darinya”. Ia menjawab: “Tidak ada, kecuali saya mencintainya karena Allah”. Malaikat itu pun berkata: “Sesungguhnya saya adalah utusan Allah kepadamu (untuk menyampaikan) bahwa Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintainya karena Allah”. (HR Muslim).

  1. Menghormati hak-hak kaum Muslimin

Tidak mengganggu proses jual-beli yang dilakukan seorang Muslim. Tidak juga meminang wanita yang telah dipinang lelaki lain. Demikian pula, tidak merebut hal-hal (perkara-perkara mubah) yang telah didapat oleh Muslim lain.

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا يَبِعْ الرَّجُلُ عَلَى بَيْعِ أَخِيْهِ وَلَا يَخْطُبْ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيْهِ

Janganlah seseorang mengganggu jual-beli saudaranya, dan janganlah seseorang meminang wanita yang telah dipinang saudara (seagama). (HR. al-Bukhâri dan Muslim).

  1. Bersikap lemah-lembut kepada kaum lemah dari kalangan kaum Muslimin

Rasulullah ﷺ bersabda:

لِيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ كَبِيْرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيْرَنَا

Bukan termasuk golongan kami, orang yang tidak menghormati kaum tua dan tidak menyayangi kaum muda. (HR. al-Bukhâri)

Rasulullah ﷺ bersabda:

هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَ تُرْزَقُوْنَ إِلَّا بِضُعَفَائِكُمْ

Bukankah kalian diberi kemenangan dan rejeki melalui orang-orang lemah dari kalangan kalian. (HR.at-Tirmidzi no. 1919)

Allah سبحانه وتعالى berfirman:

﴿ وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ وَلَا تَعْدُ عَيْنٰكَ عَنْهُمْۚ تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ  ﴾

Dan bersabarlah kamu (Muhammad) bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; (Qs al-Kahfi/18:28).

  1. Mendoakan dan memintakan ampunan bagi mereka

﴿ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْۢبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۚ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوٰىكُمْ ࣖ  ﴾

dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan.Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. (Qs Muhammad/47:19).

Allah سبحانه وتعالى berfirman :

﴿ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ࣖ ١٠ ﴾

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa:”Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyanyang”. (Qs al-Hasyr/59: 10).

Penutup

Mencintai dan bersikap loyal kepada kaum Muslimin adalah kewajiban agama yang dapat diwujudkan dalam bentuk-bentuk di atas. Oleh karena itu hendaknya kita memperhatikannya agar terbentuk ukhuwah di atas iman dan Islam. Semoga bermanfaat


 

Majalah As-Sunnah Edisi 11/Thn.XII/Shafar 1430H/Februari 2009M

Tentang Penulis: Redaksi

Majalah As-Sunnah adalah majalah dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang terbit setiap awal bulan, insyaallah. Menyajikan materi – materi ilmiah berdasarkan pemahaman para salafush sholih, dari narasumber dan referensi yang terpercaya. Majalah As-Sunnah, pas dan pantas menjadi media kajian ilmiah keislaman Anda!