Keutamaan Membaca Al-Qur’an Dan Beramal Dengannya

oleh -900 Dilihat
oleh
Keutamaan Membaca Al-Qur’an Dan Beramal Dengannya

Pertanyaan : Ada seseorang berkata; “Aku membuat ketentuan untuk dilaksanakan sendiri yaitu aku harus meluangkan diri untuk tilawah dan membaca al-Qur’an al-Karim dalam sehari satu juz, hingga aku bisa mengkhatamkan al-Qur’an setiap akhir bulan Hijriyah, namun aku hanya menghafalkan sedikit saja dari (al-Qur’an) yang telah aku baca. Apakah ada yang salah dalam ketentuanku ini, yaitu membaca al-Qur’an dengan tanpa menghafal banyak darinya. Aku meminta penjelasannya darimu wahai Syaikh, jazakulmullahu khairan?”

Jawab : Tilawah al-Qur’an diantara dzikir yang paling afdhal, karena sungguh orang yang membaca al-Qur’an, mendapat sepuluh kebaikan dari setiap huruf yang dia baca, dan ini adalah kebaikan yang banyak dan hendaknya orang yang membaca juga mentadaburi kitab Allâh dan memahaminya, sehingga dia mengumpulkan antara membacaal-Qur’an dan mempelajarinya, kemudian berikutnya mengamalkan apa yang telah dia ketahui dari hukum-hukum al-Qur’an al-Adzim ini, sehingga keadaannya seperti keadaan para Sahabat -Radhiallâhu ‘Anhum- , sungguh mereka tidak melebihi sepuluh ayat sampai mereka mempelajarinya apa yang ada di dalamnya berupa ilmu dan amal, maka mereka mempelajari al-Qur’an dan ilmu dan amal semuanya.

Adapun apa bila seseorang mempelajari al-Qur’an untuk beribadah seperti dengan membacanya dengan tanpa mengamalkan hukum-hukumnya maka ini adalah kekurangan yang sangat besar sekali. (Misal) seseorang membaca al-Qur’an dan membaca di dalamnya;

وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ

Padahal Allâh Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al-Baqarah/2: 275)

Namun kemudian dia justru melakukan praktek riba, bagaimana hal ini bisa terjadi! ?

Seseorang membaca al-Qur’an dan membaca fi rman Allâh;

وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ

Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. (QS. Al-Hujurat/49:12)

Dan ghibah adalah membicarakan orang dengan apa yang dia benci ketika orangnya tidak ada. Dia membaca ayat itu sedangkan dia menghibahi saudaranya kaum muslimin. Maka tidak sepantasnya hal itu terjadi!

Dia membaca ayat tentang karunia yang telah Allâh berikan kepada hamba-Nya, ketika mereka dalam keadaan saling bermusuhan, kemudian Allâh lembutkan hati-hati mereka hingga dengan nikmat Allâh, jadilah mereka bersaudara, akan tetapi bersamaan dengan itu dia tidak berfikir (mencari cara) untuk berlemah-lembut kepada kaum Muslimin, tidak mendekati mereka atau tidak berusaha untuk mempersatukan mereka, maka (persatuan ini) tidak mungkin (tercapai), bagaimana dia membaca apa yang Allâh sebutkan dari hak-hak(yang harus ditunaikan) baik secara umum ataupun khusus, akan tetapi dia tidak melaksanakan hak-hak itu.

Dia membaca apa yang Allâh D sebutkan dari tanggung jawab yang besar terhadap keluarga:

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. ( QS. At-Tahrim/66: 6)

Kemudian dia tidak melaksanakan tanggung jawab itu. Bagaimana ini bisa terjadi?

Maka yang terpenting bagi seseorang adalah dia membaca al-Qur’an untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allâh D, disertai dengan melaksanakan hukum-hukum-Nya dan melakukan perintah-perintah serta menjauhi larangan-Nya, sehingga jadilah keadaannya seperti keadaan orang-orang yang shalih yang telah mendahului mereka, dari para Sahabat Nabi n –semoga Allâh meridhai mereka-.

Dan jika engkau bisa membaca setiap harinya satu juz maka tidak mengapa, karena hal itu termasuk perkara yang membantu untuk bisa merutinkan membaca al-Qur’an al-Karim dan menghafalkannya serta tidak tersibukkan hal yang lain. Akan tetapi jika memungkinkan engkau bisa membaca setiap harinya lebih dari satu juz, agar engkau bisa mengkhatamkan membaca al-Qur’an dua kali dalam sebulan, tentu ini adalah lebih baik bagimu dan lebih utama.

Semoga Allâh D menjadikan kita dan kalian termasuk orang-orang yang membacanya dengan sebenar-benar qirâah, mempelajarinya dan beramal dengannya.

Innahu Jawadun Karîm. [ ]

Majalah As-Sunnah

EDISI KHUSUS [01-02]/TAHUN XXIII/RAMADHAN-SYAWWAL 1440H/MEI-JUNI 2019M

Tentang Penulis: Redaksi

Majalah As-Sunnah adalah majalah dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang terbit setiap awal bulan, insyaallah. Menyajikan materi – materi ilmiah berdasarkan pemahaman para salafush sholih, dari narasumber dan referensi yang terpercaya. Majalah As-Sunnah, pas dan pantas menjadi media kajian ilmiah keislaman Anda!