Fase Kehidupan Manusia

oleh -836 Dilihat
oleh
Fase Kehidupan Manusia

 Sesungguhnya jika manusia memperhatikan perjalanan hidupnya, sejak ia diciptakan sampai akhir hidupnya di dunia ini, pasti akan mendapati banyak bukti kekuasaan Allâh سبحانه وتعالى . Oleh karena itu, Allâh سبحانه وتعالى sering mengingatkan manusia akan hal ini, agar mereka ingat dan waspada dalam menjalani hidup ini, yaitu supaya tetap beribadah kepada Allâh سبحانه وتعالى semata dan tidak beribadah kepada selain-Nya.

Allâh سبحانه وتعالى berfirman :

وَفِى الْاَرْضِ اٰيٰتٌ لِّلْمُوْقِنِيْنَۙ وَفِيْٓ اَنْفُسِكُمْ ۗ اَفَلَا تُبْصِرُوْنَ

Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allâh) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (QS. adz-Dzâriyât/51: 20-21)

Allâh سبحانه وتعالى juga berfirman :

اَوَلَمْ يَرَوْا كَيْفَ يُبْدِئُ اللّٰهُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ بَدَاَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللّٰهُ يُنْشِئُ النَّشْاَةَ الْاٰخِرَةَ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ۚ

Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allâh menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allâh.

Katakanlah, “Berjalanlah di (muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana Allâh menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allâh menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allâh Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. al-‘Ankabût/29: 19-20)

MASA KUAT DIANTARA DUA MASA LEMAH

Allâh سبحانه وتعالى telah mengingatkan bahwa manusia mengalami dua kali masa lemah yaitu di awal dan di akhir penciptaannya. Allâh سبحانه وتعالى berfirman :

۞ اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً ۗيَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ

Allâh, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS. ar-Rûm/30:54)

Imam Ibnu Katsîr رحمه الله berkata tentang ayat ini, “Allâh سبحانه وتعالى mengingatkan perpindahanmanusia dalam fase-fase penciptaannya, dari satu keadaan ke keadaan berikutnya. Asal manusia adalah dari tanah, lalu dari nuthfah (setetes mani), lalu segumpal darah, lalu segumpal daging, lalu menjadi tulang-tulang, lalu dibungkus dengan daging. Dan ditiupkan roh padanya, lalu dia keluar dari perut ibunya dalam keadaan lemah tanpa daya dan kekuatan. Kemudian dia tumbuh sedikit demi sedikit sehingga menjadi bayi, lalu menjadi anak muda, lalu menginjak puber, lalu menjadi pemuda (yang kuat). Inilah masa kuat setelah masa lemah. Kemudian (kekuatannya) mulai berkurang, lalu menjadi tua, bertambah tua, lalu menjadi pikun. Inilah masa lemah setelah masa kuat. Keinginan menjadi melemah, juga gerakan dan ketangkasan. Rambut menjadi beruban, sifat-sifat lahir dan batin juga berubah.” (Tafsîr al-Qur’ânil ‘Azhîm, Ibnu Katsir, surat ar-Rûm/30: 54)

MASA LEMAH PERTAMA

Allâh سبحانه وتعالى banyak menerangkan masa lemah yang pertama pada manusia, yaitu sejak Allâh سبحانه وتعالى menciptakannya dalam perut ibu. Allâh سبحانه وتعالى berfirman :

اَلَمْ نَخْلُقْكُّمْ مِّنْ مَّاۤءٍ مَّهِيْنٍۙ فَجَعَلْنٰهُ فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ اِلٰى قَدَرٍ مَّعْلُوْمٍۙ فَقَدَرْنَاۖ فَنِعْمَ الْقٰدِرُوْنَ

Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina ? Kemudian Kami meletakkannya dalam tempat yang kokoh (rahim), sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah Sebaik-baik yang menentukan. (QS. al-Mursalât/77: 20-23)

Ketika menjelaskankan ayat ke-54 dari Surat ar-Rûm, Syaikh Abdurrahman Nâshir as-Sa’di رحمه الله berkata, “Allâh memberitahukan keluasan ilmu-Nya, kebesaran kemampuan-Nya, dan kesempurnaan hikmah-Nya. Allâhl memulai penciptaan manusia dari masa lemah, yaitu fase-fase awal dari penciptaannya, mulai setetes air mani, lalu segumpal darah, lalu segumpaldaging, sehingga menjadi janin dalam rahim sampai dilahirkan, sebagai bayi. Saat itu dia berada dalam kondisi sangat lemah, tidak memiliki kekuatan dan kemampuan. Kemudian Allâh selalu menambahkan kekuatan sedikit demi sedikit sehingga mencapai usia pemuda, kekuatannya sampai puncaknya, dan menjadi sempurna kekuatan lahiriyah dan batiniyahnya. Kemudian manusia berpindah dari fase ini dan kembali menuju kelemahan, beruban, dan kepikunan”. (Taisîrul Karîmir Rahmân, Surat ar-Rûm/30: 54)

MASA KUAT MANUSIA

Diri manusia adalah lemah, kalau bukan pertolongan Allâh سبحانه وتعالى niscaya manusia tidak akan memiliki kekuatan dan kemampuan. Dan kekuatan manusia itu jika selalu bertambah sering menjadikan mereka lupa kepada Sang Pencipta. Allâh سبحانه وتعالى berfirman :

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ

Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata. (QS. an-Nahl/16: 4)

Allâh سبحانه وتعالى juga berfirman :

اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ

Apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata! Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?“ Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha mengetahui tentang segala makhluk. (QS. Yâsîn/36: 77-79)

Lihatlah bagaimana manusia yang dikelilingi kelemahan dalam fase-fase hidupnya, ketika berada dalam masa kuat, dia membantah Rabbnya Yang Maha Perkasa! Alangkah hinanya manusia ini ! Ia melupakan nikmat Rabbnya lalu mengingkari kekuasaan-Nya !

MASA LEMAH KEDUA

Allâh سبحانه وتعالى juga mengingatkan akhir fase kehidupan manusia yang diberi umur panjang di dunia, yaitu masa pikun, penyakit yang tidak ada obatnya. Hanya kematian yang dia nanti, tidak ada lain lagi. Allâh سبحانه وتعالى berfi rman :

وَاللّٰهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفّٰىكُمْ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ ࣖ

Allâh menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allâh Maha mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS. an-Nahl/16:70)

Allâh سبحانه وتعالى berfirman :

وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ

Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya) (maksudnya: kembali menjadi lemah dan kurang akal-pent). Maka apakah mereka tidak memikirkan? (QS. Yâsîn/36: 68)

RATA-RATA UMUR UMAT SEKARANG

Umur umat ini lebih pendek bila dibandingkan dengan umur umat-umat di zaman dahulu. Oleh karena itu, selayaknya kita memperhatikan pemanfaatan umur kita yang singkat ini ?

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ ﷺ : أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ سِتِّيْنَ إلَى سَبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يُجَوِّزُ ذَلِكَ

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه , dia berkata bahwa Rasûlullâh ﷺ bersabda, “Umur ummatku berkisar antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun, dan sedikit yang melewatinya.” (HR. Tirmidzi; dihasankan oleh al-Albâni).

Imam al-Mubârakfûri رحمه الله berkata, “Sabda Nabi “Umur umatku berkisar antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun”, yaitu, akhir mayoritas umur umatku antara keduanya, “dan sedikit yang melewatinya“, yaitu melewati tujuh puluh tahun sehingga mencapai seratus tahun atau lebih. al-Qâri’ رحمه الله berkata, “Umur paling panjang yang kami ketahui dari kalangan umat ini dari kalangan para Sahabat dan para imam yang diberi umur panjang adalah umur Anas bin Mâlik رضي الله عنه , beliau wafat ketika berumur 103 tahun. Juga Asmâ’ binti Abu Bakar c yang wafat dengan umur 100 tahun, dengan tanpa satu gigi-pun yang tanggal dan tanpa mengalami kepikunan. Ada lagi yang umurnya melebihi keduanya, yaitu Hasan bin Tsâbit رضي الله عنه yang wafat dengan umur 120 tahun, beliau hidup 60 tahun di zaman jahiliyah dan 60 tahun di zaman Islam. Yang lebih panjang lagi umurnya adalah Salmân al-Fârisi, konon beliau hidup selama 250 tahun, ada yang mengatakan hidup selama 350 tahun, namunyang awal lebih benar”. (Tuhfatul Ahwadzi, 9/376-377)

Karena rata-rata umur umat ini antara 60-70 tahun, maka barangsiapa telah mencapai usia ini dan sudah datang padanya dakwah, namun dia tetap tidak beriman, maka alasannya tidak akan diterima oleh Allâh سبحانه وتعالى . Sebagaimana hadits :

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ : أَعْذَرَ اللَّهُ إِلَى امْرِئٍ أَخَّرَ أَجَلَهُ حَتَّى بَلَغَهُ سِتِّيْنَ سَنَةً

Allâh meniadakan hujjah atau alasan seseorang yang Dia telah memanjangkan ajalnya (umurnya) sehingga Dia memberinya umur enam puluh tahun. (HR. Bukhâri, no. 6419)

Dan inilah jawaban Allâh سبحانه وتعالى kepada orang-orang kafir penghuni neraka ketika mereka memohon untuk dikembalikan ke dunia, sebagaimana firman-Nya :

وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَۚ لَا يُقْضٰى عَلَيْهِمْ فَيَمُوْتُوْا وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِّنْ عَذَابِهَاۗ كَذٰلِكَ نَجْزِيْ كُلَّ كَفُوْرٍ ۚ وَهُمْ يَصْطَرِخُوْنَ فِيْهَاۚ رَبَّنَآ اَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِيْ كُنَّا نَعْمَلُۗ اَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَّا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاۤءَكُمُ النَّذِيْرُۗ فَذُوْقُوْا فَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ نَّصِيْرٍ ࣖ

Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak di dalam neraka itu , “Ya Rabb kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shaleh berbeda dengan yang telah kami kerjakan». Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zhalim seorang penolong pun. (QS. Fâthir/35: 36-37)

Yang dimaksud dengan “memanjangkan umurmu” di dalam firman Allâh “Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir”, adalah umur 60 tahun sebagaimana hadits di atas. Oleh karena itu, orang yang telah berumur 60 ke atas hendaklah waspada, kematian bisa datang secara tiba-tiba, dan menamatkan hidupnya di dunia.

Inilah tulisan ringkas semoga menggugah kita untuk selalu berbenah diri menyiapkan bekal menuju esok hari (akhirat). Dan semoga Allâh selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita sehingga meraih kebahagiaan di sisi-Nya.

 

Majalah As-Sunnah edisi 07/thn XV/Dzulhijjah 1432H/November 2011M

Tentang Penulis: Redaksi

Gambar Gravatar
Majalah As-Sunnah adalah majalah dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang terbit setiap awal bulan, insyaallah. Menyajikan materi – materi ilmiah berdasarkan pemahaman para salafush sholih, dari narasumber dan referensi yang terpercaya. Majalah As-Sunnah, pas dan pantas menjadi media kajian ilmiah keislaman Anda!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.