ALASAN TIDAK MENGHADIRI TA’LIM

oleh -1501 Dilihat
oleh
tidak menghadiri taklim

SOAL: Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allâh سبحانه وتعالى atas berbagai kemudahan yang Allâh سبحانه وتعالى berikan kepada kita dalam mempelajari agama dengan keberadaan majalah, buku terjemahan, vcd, radio Ahlus Sunnah. Pertanyaannya, apakah cukup dengan media-media tersebut sehingga tidak atau jarang menghadiri majelis ilmu ?

Muhammad Yamin, Pangkal Pinang, Bangka, + 628127351xxxx

JAWAB :

Tidak cukup, karena pada asalnya menuntut ilmu itu harus lewat Ulama. Walaupun sarana-sarana yang anda sebutkan bisa digunakan dan dimanfaatkan sebagai sarana menuntut ilmu, namun terkadang seseorang salah dalam memahami apa yang dia baca atau apa yang dia dengar. Kesalahan ini biasanya disebabkan oleh keterbatasan ilmu atau pemahaman yang buruk. Dan jika tidak memahami, dia tidak bisa langsung bertanya. Adapun menuntut ilmu lewat Ulama secara langsung, jika ada permasalahan yang belum bisa terpahami dengan baik, dia bisa menanyakannya langsung. Kemudian jika apa yang dia pahami salah, dia bisa segera meluruskan pemahamannya sebelum pemahaman itu melekat kuat. Dia juga bisa belajar cara membela pendapat yang benar dan cara membantah pendapat yang salah.

Alasan lain kenapa tidak cukup hanya dengan media-media tersebut karena dalam menuntut ilmu itu ada kaedah-kaedah yang seyogyanya diperhatikan. Seperti memulai dengan mempelajari perkara-perkara yang paling penting dan di butuhkan, dengan menggunakan panduan buku-buku yang ringkas dan lengkap, bukan buku-buku yangpembahasannya panjang lebar dan mendetail serta disertai perdebatan. Kemudian meningkat ke derajat berikutnya yang lebih tinggi. Semua ini tentu harus dengan bimbingan guru yang ahli. Selain itu belajar di dalam majelis ilmu memiliki banyak keutamaan yang tidak ada pada metode belajar lewat buku, kaset atau semacamnya. Majelis ilmu termasuk majelis dzikir. Nabi ﷺ bersabda:

لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّوَجَلَّ إِلَّا خَفَّتْهُمُ المَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فَيْمَنْ عِنْدَهُ

Tidaklah sekelompok orang duduk berdzikir kepada Allâh سبحانه وتعالى kecuali para malaikat mengelilingi mereka, rahmat (Allah) meliputi mereka, ketentraman turun kepada mereka, dan Allâh menyebut-nyebut mereka dihadapan (para malaikat) yang ada disisiNya. (HR. Muslim, no. 2700)

‘Atha’ رحمه الله  mengatakan, “Majelis-majelis dzikir adalah majelis-majelis halal dan haram; bagaimana seseorang membeli, menjual , berpuasa, shalat , bershadaqah, menikah, bercerai dan berhaji. (Al-‘Ilmu, Fadhluhu waSyarafuhu, hlm. 132)

Syaikh Salîm al-HilâlI hafizhahullâh berkata, “Majelis-majelis dzikir yang dicintai oleh Allâh adalah majelis-majelis ilmu, mempelajari al-Qur’ânul Karîm dan as-Sunnah al-muththaharrah (yang disucikan) secara Bersama-sama dan mencari kepahaman tentangnya. Dan bukanlah yang dimaksudkan (dengan majelis dzikir yaitu) halaqah-halaqah tari dan perasaan model Shufifi .” (Bahjatun Nâzhirîn, 2/519. Cet. 1,Th. 1415 H/ 1994 M)

Syaikh Abdur Razaq bin Abdul Muhshin al-Badr hafizhahullâh,msalah seorang dosen di Jâmi’ah Islâmiyah di kota Madinah mengatakan, “Tidak diragukan lagi bahwa menyibukkan diri dengan menuntut dan mencari ilmu, mengetahui halal dan haram, mempelajari al-Qur’ânul Karîm dan merenungkannya, mengetahui Sunnah Rasûlullâh ﷺ dan sirah (riwayat hidup)mRasûlullâh ﷺ serta berita-berita beliau adalah dzikir terbaik dan paling utama. Majelis-majelisnya adalah majelis-majelis paling baik, lebih baik daripada majelis-majelis dzikrullâh yang berisi tasbîh, tahmîd dan takbîr. Karena pembicaraan dalam majelis-majelis ilmu berkisar antara yang fardhu ‘ain atau fardhu kifâyah, sedangkan dzikir semata-mata(hukumnya) adalah tathawwu’ murni (disukai; sunnah; tidak wajib).” (Fiqhul Ad’iyah wal Adzkâr,1/104, karya Syaikh Abdur Razaq bin Abdul Muhshin al-Badr)

Seandainya keutamaan majelis ilmu hanyalah yang disebutkan oleh Nabi ﷺ dalam hadits ini, maka itu sudah cukup sebagai pendorong bagi kaum Musliminuntuk menghadiri majelis ilmu.

Semoga Allah سبحانه وتعالى  memberikan semangat kepada kita untuk rajin menghadiri majelis ilmu.

Tentang Penulis: Redaksi

Gambar Gravatar
Majalah As-Sunnah adalah majalah dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang terbit setiap awal bulan, insyaallah. Menyajikan materi – materi ilmiah berdasarkan pemahaman para salafush sholih, dari narasumber dan referensi yang terpercaya. Majalah As-Sunnah, pas dan pantas menjadi media kajian ilmiah keislaman Anda!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.