Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman. Dan Sesungguhnya Rabbmu Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (QS. Asy-Syu’arâ’/26:117-122)
Allâh سبحانه وتعالى jadikan binasanya kaum Nuh serta selamatnya Nabi Nuh dan mereka yang bersamanya dalam bahtera, sebagai ibrah dan tanda kekuasaan-Nya untuk orang-orang yang mau mengambil nasihat dan pelajaran dari kisah itu. Sebagaimana Allâh سبحانه وتعالى berfirman;
﴿فَاَنْجَيْنٰهُ وَاَصْحٰبَ السَّفِيْنَةِ وَجَعَلْنٰهَآ اٰيَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ ١٥ ﴾
Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia. (QS. Al-Ankabut/29:15)
Dan Allâh سبحانه وتعالى berfirman yang artinya; “Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh tatkala mereka mendustakan rasul-rasul. Kami tenggelamkan mereka dan Kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. dan Kami telah menyediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih” (QS. Al-Furqan/25 :37)
Allâh سبحانه وتعالى juga berfirman yang artinya; “Dan Sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.” (QS. Al-Qamar/54:10-16)
Wahai para pembaca semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah ini, sebagaimana Allâh سبحانه وتعالى berfirman yang artinya;”Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS.Al-Haj/22:46). Berikut ini diantara pelajaran dari kisah tersebut:
PARA NABI DAN RASUL MENGINGINKAN KEBAIKAN BAGI UMATNYA
Allâh mengutus para nabi dan rasul sebagai rahmat bagi manusia, karena itulah mereka para rasul sangat bersedih dengan kekafi ran kaumnya. Sebagaimana Nabi kita Muhammad ﷺ hampir-hampir saja kesedihan membinasakannya dengan sebab kaumnya berpaling dari dakwahnya. sebagaimana Allâh سبحانه وتعالى berfirman;
﴿لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ اَلَّا يَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَ ٣ ﴾
Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu, karena mereka tidak beriman. (QS. Asy- Syu’arâ’/26:3)
Demikian juga Nabi Nuh, beliau sangat bersedih atas kekufuran dan kedurhakaan kaumnya, kemudian Allâh mewahyukan kepadanya, mengabarkan bahwa tidak akan ada lagi dari kaumnya yang beriman kecuali mereka yang sebelumnya telah beriman. Allâh سبحانه وتعالى berfirman:
﴿وَاُوْحِيَ اِلٰى نُوْحٍ اَنَّهٗ لَنْ يُّؤْمِنَ مِنْ قَوْمِكَ اِلَّا مَنْ قَدْ اٰمَنَ فَلَا تَبْتَىِٕسْ بِمَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَۖ ٣٦ ﴾
Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. Hûd/11:36)
Dan ini adalah merupakan hiburan untuk Nuh dari perlakuan kaumnya yang mengganggunya sekaligus sebagai pernyataan duka cita untuk Nuh terhadap apa yang akan menimpa kaumnya.
Setelah mengetahui hal ini, maka berdoalah Nuh kepada Rabbnya, meminta agar Allâh membinasakan kaumnya dan membersihkan bumi dari kekufuran mereka. Allâh سبحانه وتعالى berfirman yang artinya: Nuh berkata: “Ya Rabbku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. (QS. Nuh/ 71:26-27)
ALLÂH سبحانه وتعالى TIDAK MENGAZAB SUATU KAUM KECUALI TELAH TEGAK HUJJAH ATAS MEREKA
Sebagaimana Allâh سبحانه وتعالى berfirman:
﴿ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِيْنَ حَتّٰى نَبْعَثَ رَسُوْلًا ١٥ ﴾
dan kami tidak akan meng’azab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (QS. Al-Isrâ’/17 :15)
Dan Allâh سبحانه وتعالى berfirman:
﴿وَمَآ اَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ اِلَّا لَهَا مُنْذِرُوْنَ ۖ ٢٠٨ ﴾
Dan Kami tidak membinasakan sesuatu negeripun, melainkan sesudah ada baginya orang-orang yang memberi peringatan;(QS.Asy-Syu’arâ’/26:208)
Demikian juga firman Allâh سبحانه وتعالى yang artinya: Dan tidak adalah Rabbmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman. (QS. Al-Qashash/28:59)
Sungguh Nabi Nuh telah menegakkan hujjah atas kaumnya, siang dan malam selama sembilan ratus lima puluh tahun beliau berdakwah mengajak beribadah hanya kepada Allâh, hingga Allâh سبحانه وتعالى menentukan untuk menghancurkan kaum Nuh dengan menenggelamkan mereka dan sungguh tidak ada yang bisa mencegah hukuman-Nya dan tidak ada yang mengalahkan urusan-Nya
﴿ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ ١١ ﴾
Dan apabila Allâh menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. Ar-Ra’d/13:11)
ORANG KAFIR SENANTIASA MENGOLOK-OLOK ORANG YANG BERIMAN
Allâh سبحانه وتعالى memerintahkan Nuh membuat perahu, Allâh سبحانه وتعالى berfirman yang artinya: Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.(QS. Hûd/11:37)
Kemudian Nabi Nuh melaksanakan perintah Rabbnya, mulailah beliau membuat perahu. Dan setiap kaumnya lewat, mereka mencela dan mengejek Nabi Nuh. Di antara mereka ada yang mengatakan; “Wahai Nuh kemarin engkau nabi sekarang jadi tukang kayu. Apakah engkau sudah tidak jadi nabi lagi dan meninggalkan nubuwah atau kau lebih senang jadi tukang kayu.?” Di antara mereka ada yang mengatakan; “Wahai Nuh kenapa perahu yang kamu buat ini jauh dari laut apakah kamu akan mendorongnya atau engkau menunggu angin untuk membawanya .”
﴿وَيَصْنَعُ الْفُلْكَۗ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَاٌ مِّنْ قَوْمِهٖ سَخِرُوْا مِنْهُ ۗقَالَ اِنْ تَسْخَرُوْا مِنَّا فَاِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُوْنَۗ ٣٨ فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ مَنْ يَّأْتِيْهِ عَذَابٌ يُّخْزِيْهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُّقِيْمٌ ٣٩ ﴾
Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. berkatalah Nuh: “Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal. (QS. Hûd/11:38-39)
ALLÂH سبحانه وتعالى PASTI MENOLONG ORANG BERIMAN
Allâh سبحانه وتعالى menolong orang yang beriman dengan mengabarkan kepada Nabi Nuh akan tanda-tanda yang jika muncul, maka Nuh dan orang-orang yang beriman harus segera menaiki perahu. Allâh سبحانه وتعالى berfirman;
﴿حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّوْرُۙ قُلْنَا احْمِلْ فِيْهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَاَهْلَكَ اِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ اٰمَنَ ۗوَمَآ اٰمَنَ مَعَهٗٓ اِلَّا قَلِيْلٌ ٤٠﴾
Hingga apabila perintah Kami datang dan tannur telah memancarkan air, Kami berfirman: “Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.” Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. (QS. Hûd/11:40)
Allâh memudahkan Nuh untuk memuji Nya dengan perintah-Nya agar Nuh senantiasa bersyukur dan memuji-Nya, karena telah memudahkan menjalankan perahu itu dan menyelamatkan dirinya dan orang beriman dengan perahu itu serta menolong atas ganguan kaumnya sehingga menjadi tenang hatinya dari orang-orang yang menyelisihi dan mendustakannya.
Allâh سبحانه وتعالى memudahkan Nabi Nuh untuk dapat melaksanakan perintah-Nya. Allâh سبحانه وتعالى berfirman:
﴿۞ وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٤١ ﴾
Dan Nuh berkata: “Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allâh di waktu berlayar dan berlabuhnya.” Sesungguhnya Rabbku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.Hûd/11:41)
Mulailah air memancar dari dalam tanah dan turun dari langit, sementara Nuh dan orang-orang yang beriman sudah berada di perahu, lalu mulailah kehancuran kaum yang dzalim itu. Sebagaimana Allâh سبحانه وتعالى mengabarkan bagaimana kebinasaan kaum Nuh: “Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kamu Nuh, maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: “Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman”. Maka dia mengadu kepada Rabbnya: “Bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku).” Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemu- lah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku, yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai belasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh). Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman ancaman-Ku.”(QS. Al-Qamar/54:9-16)
HUKUMAN BAGI YANG BERIBADAH KEPADA SELAIN ALLÂH, SERTA DIJAUHKANNYA MEREKA DARI RAHMAT DAN AMPUNAN-NYA
Inilah kaum Nuh mereka beribadah kepada selain Allâh, maka Allâh mengutus Nuh agar menyeru untuk beribadah hanya kepada Allâh, dan memperingatkan mereka dari syirik . Namun mereka tidak menerima dan tidak beriman dengannya, kecuali sedikit dari mereka. Maka Allâh membinasakan kaum Nuh serta menyelamatkan Nuh dan orang-orang yang beriman. Maka celakalah kaum yang dzalim, yang mendzalimi diri mereka sendiri dengan kekafi ran serta dijauhkan dari rahmat dan ampunan Allâh.
Seperti inilah keadaan kaum yang kafir yang beribadah kepada selain Allah, maka dimanakah tuhan-tuhan yang mereka ibadahi dari selain Allâh, tidak ada yang bisa mengangkat adzab dari mereka, lihatlah kaum Nuh mana tuhan-tuhan yang mereka ibadahi dari selain Allâh. Yang mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr”.(QS. Nuh/71:23) Maka tidak ada satupun dari tuhan mereka yang menolong dari adzab yang ditimpakan kepada mereka. Seperti kaum ‘Ad. Allâh سبحانه وتعالى berfirman tentang mereka:
﴿وَاُتْبِعُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَّيَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ اَلَآ اِنَّ عَادًا كَفَرُوْا رَبَّهُمْ ۗ اَلَا بُعْدًا لِّعَادٍ قَوْمِ هُوْدٍ ﴾
Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di Hari Kiamat. Ingatlah, Sesungguhnya kaum ‘Ad itu kafir kepada Rabb mereka. ingatlah kebinasaanlah bagi kaum ‘Ad (yaitu) kaum Huud itu.(QS. Hûd/11:60)
BILA ALLÂH KEHENDAKI SEBAB KEHIDUPAN MENJADI SEBAB KEBINASAAN DAN KEHANCURAN
Hidup dan mati ditangan Allah, Allâh melakukan apa yang Allâh kehendaki. Apa yang Allâh kehendaki pasti terjadi tidak ada yang bisa menolak hukum Nya dan tidak ada yang mengalahkan perkara dan perintah-Nya. Allâh سبحانه وتعالى berfirman:
﴿لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ ١١ ﴾
Dan apabila Allâh menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. Ar-Ra’d/13:11)
Orang kafir, para pendosa dan pelaku maksiat tidak tahu dengan cara apa Allâh membinasakan mereka? Dan kapan mereka akan dihancurkan. Allâh سبحانه وتعالى berfirman:
﴿اَفَاَمِنَ اَهْلُ الْقُرٰٓى اَنْ يَّأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَّهُمْ نَاۤىِٕمُوْنَۗ ٩٧ اَوَاَمِنَ اَهْلُ الْقُرٰٓى اَنْ يَّأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَّهُمْ يَلْعَبُوْنَ ٩٨ اَفَاَمِنُوْا مَكْرَ اللّٰهِۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْخٰسِرُوْنَ ࣖ ٩٩ ﴾
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allâh (yang tidak terduga-duga)? tiada yang merasa aman dari azab Allâh kecuali orang-orang yang merugi.(QS. Al-A’raf/7:97-99)
Allâh Maha kuasa untuk menjadikan dalam waktu yang sama, sebab-sebab kehidupan seperti tanah, air, angin, dan api menjadi sebab-sebab kematian dan kebinasaan. Maka lihatlah kaum Nuh yang telah Allâh binasakan dengan air yang merupakan sumber kehidupan, namun Allah jadikan sebagai sebab kematian mereka.
SIAPA YANG LAMBAT AMALNYA TIDAK AKAN BISA DIPERCEPAT OLEH NASABNYA
Siapa yang jelek amal perbuatannya dan meremehkan amalan shalih maka di akhirat tidak bermanfaat baginya ketinggian nasab dan kemuliaan orang tuanya dan tidak akan dipercepat dirinya masuk ke dalam surga dengan sebab ketinggian nasabnya, bahkan yang didahulukan adalah orang yang lebih banyak ketaatannya walaupun seorang budak, dari pada orang yang tidak beramal walaupun dia keturunan orang yang mulia. Sebagaimana anak dan istri Nabi Nuh, hubungan dan nasab mereka tidak menjadikan mereka selamat dari bencana air bah, karena mereka menyelisihi seruan Nabi Nuh. Allâh سبحانه وتعالى berfirman tentang anak Nabi Nuh:
﴿وَنَادٰى نُوْحٌ رَّبَّهٗ فَقَالَ رَبِّ اِنَّ ابْنِيْ مِنْ اَهْلِيْۚ وَاِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَاَنْتَ اَحْكَمُ الْحٰكِمِيْنَ ٤٥ قَالَ يٰنُوْحُ اِنَّهٗ لَيْسَ مِنْ اَهْلِكَ ۚاِنَّهٗ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْـَٔلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنِّيْٓ اَعِظُكَ اَنْ تَكُوْنَ مِنَ الْجٰهِلِيْنَ ٤٦ ﴾
Dan Nuh berseru kepada Rabbnya sambil berkata: “Ya Rabbku, Sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah hakim yang seadil adilnya.” Allâh berfirman: “Hai Nuh, Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), Sesungguhnya (perbuatan) nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (QS. Hud/11:45-46)
PENUTUP
Dalam kisah ini ada akhir yang baik bagi yang beriman dan bertakwa, karena itulah setelah Allâh menceritakan kisah Nuh bersama kaumnya, Allâh سبحانه وتعالى berfirman kepada rasul-Nya:
﴿تِلْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الْغَيْبِ نُوْحِيْهَآ اِلَيْكَ ۚمَا كُنْتَ تَعْلَمُهَآ اَنْتَ وَلَا قَوْمُكَ مِنْ قَبْلِ هٰذَاۚ فَاصْبِرْۚ اِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِيْنَ ࣖ ٤٩ ﴾
Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; Sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.(QS. Hûd/11:49)
Maka, wahai orang-orang kafir kapan dan di mana saja kalian berada! Ambilah pelajaran dari hancurnya kaum Nuh, berimanlah kalian sebelum datang pada kalian hukuman-Nya, sehingga kalian pun akan menyesal di saat tidak berguna lagi penyesalan. Allâh سبحانه وتعالى berfirman:
﴿قُلْ لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ يَّنْتَهُوْا يُغْفَرْ لَهُمْ مَّا قَدْ سَلَفَۚ وَاِنْ يَّعُوْدُوْا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ الْاَوَّلِيْنَ ٣٨ ﴾
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: “Jika mereka berhenti (dari kekafi rannya), niscaya Allâh akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allâh terhadap) orang-orang dahulu. (QS. Al-Anfal/8 :38)
Wahai orang yang bermaksiat dari kalangan orang-orang yang beriman!, taubatlah dari maksiat yang kalian lakukan, sebelum hilang kesempatan untuk bertaubat, jangan sampai kalian menyesal di waktu tidak bermanfaat penyesalan itu. Ingatlah Allâh سبحانه وتعالى berfirman:
﴿وَالَّذِيْنَ عَمِلُوا السَّيِّاٰتِ ثُمَّ تَابُوْا مِنْۢ بَعْدِهَا وَاٰمَنُوْٓا اِنَّ رَبَّكَ مِنْۢ بَعْدِهَا لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ١٥٣ ﴾
Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman; Sesungguhnya Rabb kamu sesudah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-A’raf/ 7:153)
Dan perhatikanlah firman Allâh سبحانه وتعالى , berikut:
﴿اَلَمْ نُهْلِكِ الْاَوَّلِيْنَۗ ١٦ ثُمَّ نُتْبِعُهُمُ الْاٰخِرِيْنَ ١٧ كَذٰلِكَ نَفْعَلُ بِالْمُجْرِمِيْنَ ١٨ وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ ١٩ ﴾
Bukankah Kami telah membinasakan orang-orang yang dahulu?Lalu Kami iringkan (azab Kami terhadap) mereka dengan (mengazab) orang-orang yang datang kemudian. Demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berdosa. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (QS. Al-Mursalat/77:16-19)
Semoga kita bisa mengambil pelajaran atas kejadian yang menimpa umat sebelum kita. Nas-alullâha al-’âfi yah was salâmah. [ ]
Majalah As-Sunnah EDISI 03/TAHUN XXIII/DZULQA’DAH 1440H/JULI 2019M