ADAKAH SHIRÂTH AL MUSTAQIM DAN BAGAIMANA SIFATNYA ?

oleh -685 Dilihat
oleh

SOAL : Apakah benar di akhirat nanti ada jembatan sirâthal mustaqim yang tajam bagai pedang, yang tipis bagai rambut yang akan dilewati oleh manusia yang di sana berdiri Nabi Muhammad ﷺ untuk mendoakan umatnya. Mohon jawabannya ! Jazakallah khairan.

6281907403793

JAWAB: Ya, memang benar. Di hari akhirat ada Shirâth (tetapi istilahnya bukan shirâthal mustaqîm, karena shirâthal mustaqîm maksudnya adalah Dînul Islam), bahkan di antara prinsip aqidah Ahlu Sunnah yang harus diimani dan dipahami secara benar adalah, beriman akan adanya shirâth di hari kiamat kelak. Yaitu jembatan yang dij elaskan oleh banyak Ulama dalam kitab-kitab aqidah sebagai jembatan yang dibentangkan di atas api nereka, yang lebih tajam dari mata pedang dan lebih halus dari rambut, sebagaimana dij elaskan oleh salah seorang shahabat Rasulullah ﷺ , Abu Sa’id al-Khudri.1 :

بَلَغَنِيْ أَنَّ الجِسْرَ أَدَقُّ مِنَ الشَّعْرَةِ وَأَحَدُّ مِنَ السَّيْفِ

(Abu Sa’id رضي الله عنه mengatakan) Aku diberitahu bahwa jembatan itu lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari mata pedang

Jembatan akan dilewati oleh setiap insan setelah pengadilan di padang mahsyar.

Ketika menjelaskan keadaan orang-orang yang akan melewati shirât, Rasûlullâh ﷺ bersabda :

فَيَمُرُّ أَوَّلُكُمْ كَالبَرْقِ قُلْتُ : بِأَبِيْ وَأُمِّيْ، أَيُّ شَيْءٍ كَمَرِّ البَرْقِ؟ قَالَ: أَلَمْ تَرَوا كَيْفَ يَمُرُّ وَيَرْجِعُ فِيْ طَرْفَةِ عَيْنِ، ثُمَّ كَمَرِّ الرِّيْحِ، ثُمَّ كَمَرِّ الطَّيْرِ، وَشَدِّ الرِّجَالِ تَجْرِي بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ، وَنَبِيُّكُمْ قَائِمٌ عَلَى الصِّرَاطِ، يَقُوْلُ : رَبِّ سَلِّمْ سَلِّمْ

Orang pertama diantara kalian akan melewatinya dengan secepat kilat,’ Aku berkata, “Demi bapak dan ibuku !Apakah yang secepat kilat itu ? Rasulullah ﷺ menjawab, ‘Tidakkah kalian lihat kilat itu lewat dan kembali lagi dalam waktu sekejap, kemudian ada secepat tiupan angin, ada yang seperti (terbangnya) burung dan ada yang seperti larinya lelaki tangguh. Mereka dibawa oleh amal perbuatan mereka. Pada hari itu, nabi kalian ﷺ berdiri di atas shirâth sambil berdoa: Wahai Rabb, Selamatkanlah ! Selamatkanlah ! ( HR. Muslim)

Dari hadits shahih ini dan hadits lain yang senada, kita dapat mengetahui bahwa shirâth itu benar-benar ada. Dan pertanyaan, “Benarkah Rasûlullâh ﷺ berdiri disana dan mendoakan umatnya ?” sudah terjawab dengan hadits di atas.

Karena itu para Salafus Shalih serta para Ulama Ahlu Sunnah wal Jama’ah semenjak dahulu telah bersepakat tentang wajibnya mengimani shirâth ini dan bahwa beriman terhadap hal ini merupakan salah satu pokok aqidah Ahlu Sunnah wal jama’ah. Hal ini misalnya dapat dilihat pada kitab-kitab para Ulama yang membahas masalah shirâth, misalnya kitab-kitab syarah hadits, Kitâb Aqîdah Wasithiyah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Irsyâdu as-Sâri Syarh Syarhis Sunnah lil Baghawi dan lain-lain. Wallâhu a’lam.

[ ] 1 HR. Muslim, no. 183 (302). Lihat, Syarah Aqidah ahlus Sunnah wal Jama’ah, Yazid bin Abdul Qadir Jawaz, hlm. 326

 

Tentang Penulis: Redaksi

Gambar Gravatar
Majalah As-Sunnah adalah majalah dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang terbit setiap awal bulan, insyaallah. Menyajikan materi – materi ilmiah berdasarkan pemahaman para salafush sholih, dari narasumber dan referensi yang terpercaya. Majalah As-Sunnah, pas dan pantas menjadi media kajian ilmiah keislaman Anda!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.